Sampai saat ini nama besar JBM Bird Farm Malang masih menjadi referensi kung mania tanah air dalam mendapatkan produk yang mereka incar. Keinginan untuk bisa memiliki perkutut berkualitas hasil ternak JBM, nampaknya menjadi pilihan yang tidak bisa ditunda apalagi sampai dilewatkan.

“Alhamdulillah produk JBM masih menjadi pilihan kung mania,” terang H.Faisol Syafi’i owner JBM Bird Farm. meski merasa senang dan bangga, namun nenyataan tersebut menjadi sebuah dilema. Pada satu sisi, H.Faisol Syafi’i merasa senang, namun ada rasa bersalah karena tidak semua permintaan bisa dipenuhi.

“Terus terang permintaan akan perkutut bergelang JBM lumayan banyak, sampai-sampai kami tidak mampu memenuhi seluruhnya,” ungkap kung mania yang juga seorang mubaligh. Padahal saat ini JBM sudah membangun kandang baru dengan jumlah total 148 petak, namun ternyata belum mampu mencukupi kebutuhan konsumen.

Pontianak, Lombok, Madura dan kota-kota lain menjadi daerah yang banyak meminta supplai perkutut bergelang JBM. Pontianak setiap kali ngirim, minimal 40 pasang. Begitu juga dengan Lombok, harus bisa mencapai angka paling sedikit 20 pasang. Belum lagi Madura dan daerah lain yang berlomba-lomba untuk bisa mendapatkan produk bergelang JBM.

Mereka meminta pengiriman rutin setiap periode. Kewajiban untuk memenuhi seluruh pemintaan, akhirnya tidak mampu dipenuhi. Padahal produk ternak JBM yang masuk daftar keberangkatan usianya berada diangkat 2,5 bulan, bahkan tidak jarang dibawah usia tersebut. Hal itu dilakukan demi menemuhi semua permintaan yang ada.

Cara tersebut ternyata bukan sebuah solusi yang tepat, karena jumlah permintaan tetap tidak terpenuhi. Terpaksa JBM meminta bantuan peternak lain untuk menyumbangkan produknya agar bisa ikut serta dalam rombongan pengiriman tersebut. “Karena JBM kekurangan stok, maka kami minta bantuan teman-teman agar kouta pemintaan bisa terpenuhi,” sambung Abah Faisol.

Meski produk yang dikirim tidak murni bergelang JBM dan merupakan campuran produk lain, ternyata bisa diterima konsumen. Bahkan dari sekian pelanggan yang ada, mereka tetap meminta pengiriman lagi. Seperti yang disampaikan Abah Faisol bahwa Pontianak yang sudah merasakan kiriman produk JBM plus, tidak sampai satu bulan, meminta pengiriman kembali dengan jumlah yang sama dan kalau bisa lebih banyak.

Demikian pula dengan Lombok, tetap meminta kiriman secepatnya. Kenyataan itulah yang membuat JBM Bird Farm semakin pusing dan bingung. “Saya pusing karena permintaan terus berdatangan, sementara stok terbatas,” ungkap kung mania senior yang sampai saat ini masih tetap eksis.

Belum lagi seluruh permintaan bisa dipenuhi, muncul lagi orderan dari Tanjungpinang Kepulauan Kepri. Semua permintaan yang datang adalah khusus burung lomba. Disampaikan pula bahwa sebenarnya ada keinginan untuk menahan beberapa produk kandang, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana prospek ke depan. Namun, setiap kali lahir, langsung disikat oleh kung mania.

“Saya sebenarnya ingin nyimpan satu atau dua anakan, biar tahu bagaimana perkembangan burung tersebut, tapi itu tidak mungkin karena setiap kali lahir, langsung diminta pembeli. Mau gimana lagi,” jelas H.Faisol Syafi’i. Dan selama ini proses transaksi tidak diawali dengan cara pantau.

Konsumen percaya sepenuhnya pada JBM dengah alasan bahwa prestasi perkutut bergelang JBM selalu moncer di arena konkurs. Tidak sedikit jawara yang memenangkan persaingan perebutan podium juara, selalu diisi oleh perkutut ternakan JBM. Prestasi itulah yang menjadi acuan mereka untuk mendapatkan produk JBM tanpa lewat proses pantau, terlebih mereka yang berada jauh dari Bululawang Malang, lokasi JBM Bird Farm.

Apalagi mereka yang sudah mengenal baik dengan sosok Abah Faisol. “Alhamdulillah prestasi JBM di lapangan menjadi referensi mereka untuk memiliki produk JBM, semua pembeli puas dan malah minta kirim lagi,” terang H.Faisol Syafi’i lagi. Meski dikandang umbaran nampak beberapa produk, namun semua itu sudah ada yang punya.

Namun karena jumlahnya belum memenuhi seluruh kouta yang diminta, maka untuk sementara nunggu sampai seluruhnya lengkap. Ada cara yang dilakukan calon pembeli dari Lombok yang membuat Abah Faisol tidak habis pikir. Mereka mengirim sejumlah rupiah meski burung yang diinginkan belum terkirim karena masih proses menunggu.

Bahkan Abah Faisol sempat memperlihatkan bukti transaksi di HP dengan angka rupiah mencapai puluhan juta. Sebuah kepercayaan yang jarang dilakukan kung mania. Keberhasilan JBM dalam mencetak produk unggulan dan bisa menyakinkan konsumen berkat formasi indukan yang mumpuni.

Para penghuni kandang ternak merupakan deretan mantan jawara yang pernah sukses menggemparkan konkurs tanah air. Sebut saja Janji Jiwa yang kini menjadi penghuni kandang JBM Lexus, ada Mutiara Putih yang tinggal di kandang JBM Range Rover, Mutiara JBM yang tinggal di kandang JBM Pagani dengan betina terbaik (ring populer) serta mantan jawara lainnya.

Untuk kandang Pagani, lahir anakan bernama Tangisan Rindu yang merupakan anakan (strip) kedua. Soal prestasi, jangan ditanya. Dalam perebutan podium juara di gelaran Liga Jateng Pemalang beberapa waktu lalu. Turun dalam Kelas Piyik Bebas, langsung menembus barisan daftar juara di urutan paling depan. Sedangkan barisan runner-up pada kelas yang sama, juga direbut amunisi Team JBM Malang lewat aksi Asoka produk WA.