Setelah melalui proses panjang, akhirnya Syaiful kung mani Bilaporah Lenteng Sumenep, melepas salah satu produk sekaligus orbitannya yakni Hinomaru. Kepergian perkutut ternakan Dempora Bird Farm ini dinilai sebuah perpisahan yang sebenarnya berat untuk dilakukan.

“Hinomaru adalah orbitan yang selalu menemani saya ke arena lomba. Setiap kali saya lombakan, selalu meraih juara meski tidak di posisi bagus, tapi memburu saya senang dan bangga,” terang Syaiful. Ditambahkan pula bahwa Hinomaru merupakan bukti kualitas hasil ternaknya sendiri yang mampu mengukir prestasi dalam setiap acara yang diikutinya.
Namun, ketika sang rekan yakni Salamet kung mania Banaresep Barat Sumenep memiliki niat untuk mengganti status kepemilikan, Syaiful sempat berfikir untuk melepasnya. Sepertinya Salamet tidak tinggal diam, usaha terus dilakukan agar Syaiful segera memberikan burung tersebut untuknya.
Pelan namun pasti, akhirnya ada perubahan sikap dan keputusan. Syaiful mulai membuka diri dan berusaha untuk bisa menyenangkan sang rekan tersebut. Sejak saat itu proses pantau dilakukan. Dari gelaran ke gelaran di Sumenep, Hinomaru tidak saja menjadi bidikan juri mendapatkan penilaian, tetapi juga jadi incaran Salamet.

Sepak terjangnya semakin membuat Salamet penasaran. Menurut pengakuan Syaiful sebelum sang rekan benar-benar membuat keputusan, maka diberikan kesempatan untuk memastikan apakah Hinomaru akan diboyong atau tidak. Jawaban langsung diberikan bahwa Hinomaru akan tetap diambil alih kepemilikannya.
Sampai akhirnya proses pantau berakhir ketika melihat performa digelaran Liga Perkutut Madura Putaran 6, Pengda Sampang di Lapangan Desa Tamba’an Camplong. Turun di Kelas Piyik Bebas, Hinomaru berhasil membuat Salamet merasa bahwa inilah saatnya untuk memutuskan bahwa burung ini harus pulang bersamanya.
Tidak ada negosiasi sulit, akhirnya keduanya sepakat. Hinomaru resmi berpindah tangan dari Syaiful kung mania asal Bilaporah Rebbe Lenteng pada Salamet asal Desa Banaresep Barat Lenteng Sumenep. “Alhamdulillah akhirnya kami deal untuk burung bernama Hinomaru, sekarang burung ini sudah jadi milik Bapak Salamet,” ungkap Syaiful lagi.

Tidak disebutkan secara pasti berapa nilai rupiah yang harus dikeluarkan. Namun informasinya Salamet harus merogoh kocek lumayan untuk bisa menjadikan Hinomaru sebagai amunisi baru. Bagi Syaiful yang paling penting adalah bisa memberikan produk bagus untuk selanjutnya diteruskan oleh orang lain.
“Transaksi ini bukan soal nilai rupiah, tetapi demi memberikan rekan burung yang bisa dibuat lomba dan membuatnya senang serta semangat untuk terus mengikuti setiap agenda lomba. Makanya saya tidak mempermasalahkan nilai yang kami sepakati,” ungkap Syaiful yang dihubungi usai acara di Liga Perkutut Madura Putaran 6 Pengda Sampang.