November 2019 lalu Sutayat memulai aktifitas baru sebagai peternak. Legowo Bird Farm menjadi nama yang disematkan pada ternak yang berada di Menganti Gresik. Ketika itu tidak ada target muluk-muluk. Yang penting selepas meninggalkan kantor, Sutayat mengaku bisa memiliki kesibukan baru.

Sebagai new comer, proses pemilihan indukan dilakukan berdasarkan informasi seadanya. Yang penting kandang ternak yang dibangun bisa terisi. Seiring perjalanan waktu ketika pemahaman tentang ternak perkutut semakin banyak, indukan awal yang diprediksi bisa menghasilkan produk harapan, dilepas tanpa beban dan berganti dengan materi yang dipilih lebih selektif.
Proses ini berlangsung terus menerus, sampai akhirnya Sutayat menemukan titik dimana kelemahan yang dimiliki. Pelan namun pasti, bongkar pasang indukan dan penambahan materi dilakukan untuk menyempurnakan formasi penghuni dalam kandang ternak. Sejak saat itu, Legowo Bird Farm mulai memunculkan produk yang membuat Sutayat bisa tersenyum meski tidak lebar.

Kondisi tersebut membuatnya semakin tertantang untuk lebih fokus pada peningkatan mutu dan kualitas burung ternak. Tahun 2024 menjadi masa dimana perkutut bergelang Legowo mulai menjadi pilihan kung mania, terutama para penggila lomba. Valentino menjadi salah satu produk yang sempat menggebrak di arena konkurs.
Berkat prestasi yang menggiurkan, akhirnya produk yang lahir dari kandang Legowo LG.17 (TOP x Legowo K.3) pindah tangan ke bos besar Gresik dengan nilai berada di angka Rp 200 juta. Begitu juga dengan Jutawan amunisi dengan pemilik yang sama dan produk satu peternak pada pembeli yang tidak berbeda pula. Pencapaian ini membuat nama Legowo mulai diperhitungkan.

Tidak sedikit orang terdekat Sutayat mulai mendekat untuk bisa mendapatkan produk lain yang kualitasnya tidak kalah bagus. Ketika itu Sutayat mengaku belum mau melepas produk dalam jumlah banyak karena masih dalam proses seleksi dan pantau untuk memastikan produknya benar-benar sudah siap dilepas.
“Saya bukan tidak mau jual burung, tapi waktu itu saya belum yakin karena produk saya belum teruji semua. Saya khawatir nanti mengecewakan pembeli,” terang pria yang selalu tampil kalem. Namum bukan kung mania namanya jika tidak bisa merayu untuk bisa membawa produk yang diincarnya.

“Saya tidak bisa menolak ketika ada teman yang mau bawa burung, saya sudah sampaikan alasan, tetapi mereka tetap nekat untuk membawanya,” sambung Sutayat. Meski harus merelakan, namun jumlah yang ditentukan tidak banyak. Ternyata produk yang sudah terlanjur keluar, banyak yang meraih prestasi bagus.
Dari mereka yang sudah yakin dengan produknya, meminta kembali produk lain, baik yang berasal dari satu indukan ataupun kandang lain. Bahkan ada sampai berani menjebol kandang, namun restu belum diberikan. “Ada beberapa pembeli yang mau jebol kandang, tapi saya belum kasih, soalnya saya ingin mengembangkan materinya dulu,” ungkap Sutayat.

Namun akhirnya kung mania kini bisa lebih leluasa untuk mendapatkan produk bergelang Legowo. Namun dengan catatan harus dipantau terlebih dahulu. “Saya tidak mau jual burung tanpa mereka dengar dulu, sebab itu akan sangat beresiko, khawatir burung tidak sesuai,” tambah Sutayat lagi. Akhirnya para pembeli berusaha memantau langsung produk yang akan dibeli.
Terlebih di kandang ternak Legowo, ada tiang kerekan dan gantangan yang bisa dipakai untuk memantau burung. Tinggal duduk nyaman di sebuah gazebo dekat lokasi tiang kerekan dan gantangan. Terbukanya Sutayat terhadap para pembeli memang berdampak besar. Beberapa kandang langsung diangkut kung mania meski usianya rata-rata berada di angka 3 sampai 4 bulan.

Informasi take over lewat proses pantau langsung adalah kandang LG 17 (saudara Valentino dan Jutawan). Dari 9 tetasan, hanya tersisa 2 tetasan yang tidak keluar karena sengaja disimpan untuk pengembangan materi kandang. Andai saja 2 tetasan tersebut tidak dipakai, mungkin sudah hilang ke pembeli. Kandang lain adalah Legowo LG K.9 (999 x Legowo K.7). Dari 5 kali tetasan sudah keluar 3 tetasan.
Kandang Legowo LG K.19 (LG K.4 x LG k.10). Dari 4 tetasan sudah keluar 2 tetasan. Kandang Legowo K.10 (999 x TOP), dari 6 tetesan yang berhasil keluar 2 tetasan. Begitu juga dengan kandang Legowo LG K. 03 (LG K.4 x LG.17), dari 6 tetesan yang sudah terjual adalah 3 tetasan. Kandang Legowo LG K.6 (LG k.15 x LG K.4), dari 5 tetasan, keluar 2 tetasan..

Ada juga Kandang Legowo LG K.15 (TOP x LG K.10), dari 6 tetasan yang sudah keluar sebanyak 3 tetasan dan Kandang Legowo LG K.16 (Legowo AY K.11 x LG K.11), dari 7 tetasan yang sudah resmi terjual adalah 4 tetasan. Semua produk itu langsung dipantau saat breada di lokasi.
“Biasanya teman-taman kalau latihan disini sambil mantau burung, kalau ada yang cocok, langsung mereka bawa. Usia rata-rata burung terpantau adalah 3 sampai 4 bulan. Sedangkan kandang lain yang akan mengikuti jejak berikutnya adalah Legowo K.4, K.7 dan K.8. Untuk kualitas yang akan dimiliki oleh produk dari kandang tersebut, tidak akan mengecewakan.

Selain take over produk, Legowo juga pernah merasakan jebol kandang, yakni Kandang Legowo AY K. 02 (LG 04 x LG 17). Tidak disebutkan nilai nominal, namun yang pasti angkanya cukup membuat bahagia. “Untuk tahun 2025, saya sudah siap untuk melepas produk ataupun lepas materi kandang ternak, karena semua sudah saya tata, sehingga tidak ada keraguan lagi,” ungkap Sutayat mengakhir obrolan.