SNT Bird Farm Pondok Candra Waru Sidoarjo, kini hadir menyapa kembali kung mania tanah air. Selama masa senyap yang dilakukan, Santos pemilik farm mengaku terus melakukan perbaikan materi kandang ternak dengan harapan bisa merubah dan meningkatkan mutu serta kualitas anakan.

Beberapa kandang yang dianggap sudah tidak lagi bisa memberikan harapan, maka akan tersingkir. Dari 21 petak kandang, kini berkurang menjadi 17 kamar. Perubahan ini mengacu pada kebutuhan. Ada beberapa petak kandang yang akhirnya dijadikan satu dengan tujuan agar bisa lebih luas.
“SNT yang dulu berbeda dengan yang sekarang, terutama soal materi indukan. Ada yang berubah dengan tujuan agar hasilnya bisa lebih baik,” terang Santos. Kandang yang masih tetap dipertahankan adalah SNT S.3 dengan formasi indukan jantan Palek SK.77 (Adik Ali Baba) berpasangan dengan Pamolite (anak Gletzer).

Ada juga indukan yang masih tetap dipakai meski sudah berganti pasangan yakni SNT N.5. Awalnya kandang tersebut dihuni oleh pasangan jantan AW 1000 dengan betina Imoba (Rio De Janeiro 150). Namun ketika sang betina mati, maka digantikan dengan betina baru yakni SNT K.3.
Menurut Santos, sebenarnya formasi indukan lama sudah banyak yang berminat pada anak-anaknya. Namun berhubung sang betina mati, maka harus mencari pengganti. Perubahan materi indukan ini diakui Santos, hasil anakannya lumayan dan rata-rata adalah produk untuk burung lomba.

Sedangkan untuk materi baru yang dipakai, mayoritas adalah produk sendiri bergelang SNT. Adapun produk kandang yang sudah kelihatan bagus dan terbukti berprestasi adalah SNT S.5 (Jupiter Piranha x SNT). Anakan dari kandang ini sudah di take over kung mania Pangkalpinang.
Menurut informasi, produk tersebut berhasil meraih juara di gelaran lomba disana. Kandang lain yang juga menghasilkan produk kebanggaan adala SNT S.7 dengan formasi indukan jantan Sha-Sha Diva Manado dengan pasangannya SNT. Dari kandang ini keluar produk bagus bernama Stargazer yang sempat diorbitkan sendiri.

Ada juga kandang SNT S.2 dengan formasi indukan jantan Stargazer bersama pasangan betina SNT S.3 (adik Goyang Fortune). Produknya kini dimiliki kung mania Mandalika Lombok. Kabar yang didapat produk tersebut sempat dilombakan dalam gelarann Pengwil Cup Lombok, pada 15 Desember 2024.
Burung tersebut dikasih nama Hantu Laut dengan pemilik Ariel Ampenan berhasil membawa pulang trophy juara ke 8 di Kelas Dewasa Senior. Ada produk lainnya yang juga diorbitkan oleh Ariel yakni Lawu yang berhasil meraih podium ke 6 di Kelas Dewasa Senior dalam sebuah gelaran di Lombok NTB.

Dari sekian produk yang sudah dihasilkan, Santos mengaku baru bisa mengorbitkan satu produk yakni Stargazer. Dalam sebuah gelaran LSJ Cup di Lapangan Pondok Candra Waru Sidoarjo, produk ini mampu meraih prestasi ke 3 pada Kelas Piyik Yunior. “Puji syukur produk SNT banyak yang keluar dan saya belum bisa orbitkan karena stok tidak ada,’ ungkap Santos.
Ke depan ada keinginan untuk menyimpan beberapa produk yang akan masuk lapangan. “Sekarang saya lagi menyiapkan beberapa calon untuk lapangan, mudah-mudahan bisa tampil sesuai harapan dan membawa pulang trophy juara,” harap Santos lagi. Ditambahkan juga bahwa saat ini SNT Bird Farm bisa dipercaya kung mania.

Beberapa produk sudah terbang ke pemilik barunya. Kharis yang dipercaya bagian marketing mengaku senang dengan apa yang dilakukan. “Sekarang saya dipercaya Pak Santos untuk mempromosikan produk ternaknya dan Alhamdulillah semua berjalan sesuai harapan dan keinginan. Produk yang saya tawarkan lewat media social banyak direspon bagus,” terang Kharis.
Bahkan kandang SNT S.2 sudah masuk kandang favorit karena banyak anakan yang dibooking. Dari 10 tetasan yang sudah dihasilkan, enam produk sudah berpindah tangan ke pembeli. 1 produk masuk jadi indukan dan tiga tetasan sudah resmi jadi pemilik baru, namun masih belum diambil karena masih dalam usia piyik.

“Selama ini produk yang berhasil kami jual, lewat media social. Setiap posting selalu ada yang merespon dengan baik dan sering kali langsung terjadi kata deal. Sebaliknya kami belum pernah jual burung di lapangan. Mungkin karena kami jarang ke lapangan. Produk SNT sudah banyak yang laku sebelum dilombakan,” sambung Kharis lagi.
Usia burung yang laku terjual, berada di kisaran usia 4 bulan. Keberhasilan SNT mencetak produk harapan, karena dukungan materi yang terbilang pas dan cocok. Selain menggunakan indukan ring sendiri, SNT juga masih menempatkan produk luar sebagai penghuni kandang ternak.
“Saya masih tetap pakai indukan dari luar, seperti Palem SK 77, Pamolite, AW, Sha-Sha Diva (Menado), Alexander adik Columbus, Jupiter Piranha, Jupiter Sanyo, RPM Limousin, Fortune dan Imoba 2. Dari indukan inilah dan juga ring sendiri, SNT bisa menikmati hasil yang patut kami syukuri,” sambung Santos lagi.