Minggu 16 Februari 2025, hari terakhir Konkurs Seni Suara Alam Burung Perkutut Piala Nala Cup Surabaya, benar-benar menjadi ajang pertarungan para jawara tanah air sekaligus pertaruhan para pemilik burung dan juga sang mekanik. Perhelaan ini sangat menarik dalam perebutan podium juara.

Rugi bagi mereka yang melewatkan even ini tanpa bisia menjadi saksi betapa hebatnya dan luar biasanya, para petarung yang berada di atas kerekan untuk mempersembahkan podium bagi sang pemilik. Suguhan pertarungan tidak hanya terjadi pada burung yang dikerek di atas tiang kerekan, tetapi juga para supporter yang mengawal langsung dari pinggir lapangan.
Kegiatan yang terselenggara di lapangan Tembak Internasional FX.Supramono Bumi Marinir Karangpilang Surabaya, dihadiri langsung Ketua Umum P3SI Pusat Mayjend TNI (Purn.) H. Zainuri Hasyim bersama pengurus lainnya alam formasi lengkap, Laksda TNI (Purn.) B. Ken Tri Basuki, para tokoh dan kung mania.

Dalam sambutannya Ketua Umum mengapresiasi kerja panitia yang telah menyelenggarakan dua kegaitan sekaligus yakni Diklat Penjurian dan konkurs Liga Perkutut Indonesia #1. “Saya mengucapkan banyak teriima kasih kepada Pak Ken yang telah menggelar kegiatan diklat dan juga lomba. ini sebuah apresiasi yagn harus diberikan,” tegas Mayjend TNI (Purn.) H.Zainuri Hasyim.

Lebih lanjut disampaikan juga harapan agar pelaksanaan konkurs kali ini bisa sesuai harapan. Terlebih lagi, diklat penjurian yang baru saja usai tergelar, diharapkan juga memberikan dampak yang positif bagi mereka yang telah mengikuti kegiatan selama beberapa hari.
“Tanamkan kebanggaan, jangan sampai lupa bahwa kalian harus terus baik. Laksanakan dengan sebaik-baiknya, anda adalah barisan paling depan P3SI, lancar tidaknya sebuah kegiatan seperti lomba salah satunya adalah di tangan anda,” tegas Mayjend TNI (Purn.) H. Zainuri Hasyim.

Sebelum juri memasuki lapangan, beberapa pengurus juga memberikan wejangan pada juri agar bisa menjalankan tugas tanpa melenceng dari aturan yang sudah ada. Dan ternyata, juri berhasil menjalankan misi sebagai pengadil yang banyak mendapatkan apresiasi dari para peserta yang langsung berada di pinggir lapangan.

“Saya kira penjurian bagus, tanpa tebang pilih. Semua juri berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Ini penjurian yang sangat kami harapan bisa terus ada sepanjang perjalanan lomba perkutut di Indonesia,” terang Cokro Hindoyo kung mania asal Lombok yang datang langsung untuk memantau andalannya.
Hal senada disampaikan Roy Fajri Team Primarasa Bandung. “Saya kira penjurian kali ini lebih bagus dari lomba-lomba sebelumnya. Mungkin karena juri baru saja ikut diklat. Semuga saja kondisi seperti ini terus ada dan dilakukan juri dalam lomba-lomba berikutnya,” harap Roy Fajri.

Cuaca cerah disertai angin semilir, menambah semangat pertarungan berlangsung seru dan penuh aksi dramatis. Babak demi babak proses penjurian selalu berakhir dengan hasil tipis, terutama di Kelas Dewasa Senior. Perang berebut posisi terdepan benar-benar membuat rasa penasaran beranjak naik.

Pertarungan babak pertama masih berlangsung imbang. Raihan bendera tiga warna hitam menjadi nilai tertinggi yang diraih peserta. Itupun jumlahnya terbatas. Begitu juga dengan raihan bendera tiga warna, juga dimiliki hanya beberapa peserta saja. Kondisi ini tak ada yang mampu memprediksi, siapa yang bakal menjadi pemenang.
Pertarungan tanpa ada pemenangan, bertambah sampai babak kedua. Kenyataan itulah yang membuat perang semakin panas. Belum ada dominasi peraih bendera, membuat para supporter dan pendukung meningkatkan frekuensi suaranya. Semakin lama intensitas persaingan bertambah panas.aksi saling lihat nilai lawan, membuat gelaran ini semakin menarik.

Satu sama lain saling menghitung, berapa peluang yang bisa didapat untuk bisa mendekati podium di barisan paling depan daftar kejuaraam. Karena hasil tipis disetiap babaknya, membaut semua bisa saja terjadi. Usai turun minum, peluang untuk menentukan posisi juara, mulai terbuka, namun itupun belum mengunci kemenangan.
Pelan namun pasti para jawara yang bertarung di atas kerekan, berusaha untuk menampilkan kemerduan suaranya dengan harapan bisa mendapatkan nilai paling tinggi, dan lolos melenggang untuk mendapatkan trophy bergilir. Namun itu bukan jalan mudah, karena peserta lain, juga berusaha meningkatkan performa yang dimiliki.

Babak, keempat sudah ada penampakan, siapa yang memiliki peluang besar untuk bisa berada merebut podium terhormat. Sampai akhirnya ketika peluit dibunyikan sebagai tanda berakhirnya proses penjurian, pemenang sudah ditentukan. Untuk podium pertama di Kelas Dewasa Senior, berhasil menjadi milik Revolusi, amunisi H.Abdullah Mubarok Faisol Team JBM Malang, produk ternak Naura yang dikerek pada nomor 58.
Disusul kemudian Jalur Gaza Domsiol, andalan h.Wawan Domisol Blega Bangkalan, ternakan Mutiara yang menempati nomor kerekan 72 dan ditempat ketiga berhasil menjadi milik Samson orbitan Cokro Hindoyo Lombok perkutut ternakan HDL yang dikerek pada nomor 164.

Untuk Kelas Dewasa Yunior Bulgary, amunisi Dede Primarasa Bandung, ternakan HM PJR yang dikerek pada nomor 322 ditetapkan sebagai peraih podium pertama. Diikuti oleh Keramat andalan H.Abd Aziz Pamekasan, ring S.Riang yang ada di nomor kerekan 411. Ditempat kektiga berhasil menjadi milik Simphoni orbitan Kent BF Yogyakarta, perkutut ternakan M&W yang dikerek pada nomor 399.
Diakhir acara, panitia mengucapkan banyak terima kasih atas kehadiran dan dukungan peserta yagn telah meluangkan waktunya untuk hadir ke acara. Dan permintaan ma’af disampaikan jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan.