Keberadaan kegiatan Kopdarnas Ahanusa (Kopi Darat Nasional Ayam Hutan Nusantara), telah membuat kondisi hobi ayam hutan semakin menggembirakan. Pasalnya, kini popularitas ayam hutan semakin diminati dan menuju pada fase perburuan yang dilakukan oleh mania. Kopdarnas Ahanusa yang sudah berjalan untuk yang kesembilan kali, mampu memberikan dampak positif terhadap eksistensi ayam hutan.

Jika selama ini ayam hutan hanya dijadikan indukan untuk melahirkan keturunan bernama ayam bekisar, kini keberadaannya sudah naik daun. Ayam hutan sudah mulai di konteskan dengan kriteria yang bervariasi. Yang diuntungkan adalah pemilik ayam hutan dengan kualitas yang terbukti bagus saat tampil di arena.
Supandi misalnya, mania asal Bondowoso Jawa Timur merasakan betul dengan adanya event yang digelar Kopdarnas Ahanusa. Bagus, ayam hutan orbitannya, mampu menjadi daya tarik penghobi yang selama ini memang berburu ayam hutan berprestasi untuk dijadikan amunisi baru andalannya.

H.Yunus mania asal Bangkalan Madura sampai rela mengeluarkan kocek cukup banyak untuk bisa mengambil alih kepemilikan Bagus, ayam hutan milik Supandi. Keputusan H.Yunus untuk membawa pulang Bagus, ayam hutan miliknya karena alasan kualitas. Dua kali turun lomba, dua kali pula meraih hasil membanggakan.
Dalam laga di Purwodadi, Bagus berhasil menyingkirkan lawan dan berhasil menjadi juara. Saat itu ada beberapa pemain yang bersedia mentake over, namun batal terjadi karena ketidakcocokan soal harga. “Ayam hutan saya yang bernama Bagus, pertama kali tampil di Purwodadi langsung juara 1,” ucap Supandi.

Kemenangan tersebut diraih setelah Bagus berhasil mengeluarkan suara sebanyak 135 kali dalam waktu 1 jam. Tampil untuk kedua kalinya di Bondowoso, Bagus kembali meraih podium juara pertama di Kelas Ayam Hutan Jawa dengan skor bunyi 124 kali dalam rentang waktu 1 jam.
Kali ini Supandi tidak berkutik ketika H.Yunus mengeluarkan kocek sebesar Rp 29 juta untuk mendapatkan Bagus, ayam hutan miliknya. “Alhamdulillah, akhirnya Bagus sekarang sudah menjadi milik Abah Yunus Bangkalan. Mudah-mudahan ditempat barunya bisa terus berprestasi,” harap Supandi.

Sebelumnya juga sempat terjadi transaksi yang dilakukan H.Yunus. Maghrib, ayam hutan andalan Andre Effendi Surabaya juga sempat di take over dengan bandrol yang menggiurkan yakni Rp 25 juta. “Ayam hutan saya namanya Maghrib yang juara di lomba Jogja bulan Juli 2024 lalu, juga dibeli Abah Yunus dengan harga Rp 25 juta,” terang Andre Effendi.
Kemarin di Kopdarnas Bondowoso, Maghrib terus menambah koleksi juara sebagai peraih podium pertama di Kelas Best Of the Best. “Semoga ditempat barunya, Maghrib bisa terus mengukir prestasi, sehingga membuat bangga Abah Yunus yang siap untuk melanjutkan prestasi Maghrib,” harap Andre Effendi.