Yang namanya hobi kadang tidak bisa dinalar dengan akal sehat. Apapun dilakukan demi memenuhi keinginan untuk menekuni sebuah hobi. Meski harus berkorban, yang penting kemauan dipenuhi, maka itu bisa menjadi sebuah keputusan. Seperti yang dilakukan Eli, mania pendatang baru ayam hutan Tunjung Burneh Bangkalan.

Satu tahun lalu, ketika menyaksikan sebuah gelaran ayam hutan di Lapangan Sartika Burneh Bangkalan, Eli merasa bahwa satwa satu ini cocok untuk menjadi pilihan hobi baru. Keinginan untuk masuk menjadi komunitas ayam hutan, nampaknya mendapatkan banyak dukungan.
“Saat saya lihat ayam hutan di Lapangan Sartika, saya ingin menekuninya. Saat itu saya dapat dukungan dari Abah Kur, Abah Faruq dan juga Mas Andre,” terang Eli. Tanpa pikir panjang, niat itu direalisasikan. Perburuan ayam hutan dimulai. Ketika ada kabar dimana bisa mendapatkan ayam hutan, maka disitulah Eli langsung menuju sasaran.

Pengalaman yang sampai saat ini terus diingat adalah ketika mendapatkan ayam hutan dengan cara paksa. “Saya pernah beli ayam hutan meskipun sama orangnya tidak dijual. Saya paksa orang itu untuk menjual ayamnya. Akhirnya orang itu mau menjual dengan harga tinggi. Saya tetap membelinya meski harus mengeluarkan biaya lebih banyak,” papar Ketua Paguyuban Sartika Burneh Bangkalan.
Bagi Eli, harga tidak jadi masalah, yang penting hobi bisa tersalurkan. “Soal harga tak jadi masalah, karena hobi tidak ada harganya,” sambung Ketua RT 05/RW 04 Tunjung Burneh Bangkalan. Tiga ekor ayam hutan langsung resmi jadi miliknya. Sejak saat itu, hasrat untuk menjadi penghobi ayam hutan semakin tinggi.

Beberapa orang mulai diracuni untuk ikut-ikutan pelihara ayam hutan. Meski ketika itu adalah seorang pemula, namun tidak menghalangi untuk bisa mengkoleksi ayam hutan lebih dari dua ekor. “Semua harus dicoba biar kita tahu dan paham, karena kalau tidak, maka kapan kita bisa menyelami hobi ayam hutan,” imbuh Eli.
Ternyata, semakin masuk ke dunia hobi ayam hutan, ada kenikmatan yang dirasakan. Selain bisa menambah silaturahmi, tambah saudara juga bisa menambah rutinitas hobi. Menurut Eli, ayam hutan adalah satwa yang eksotik, warnanya yang memukau, suaranya yang bikin adem ketika mendengarnya.

Artinya penampilan yang ada pada ayam hutan, membuat Eli semakin mantap untuk berada di jalur hobi. “Ada sesuatu yang membuat saya betah berlama-lama dengan ayam hutan, ada yang begitu luar biasa dan tidak bisa diceritakan,” ungkap Eli lagi. Meski masuk katagori sebagai pendatang baru, namun Eli sudah berhasil membukukan prestasi.
Jejjel dan Syetan, dua ayam hutan miliknya berhasil memenangkan podium pertama dan ketiga dalam gelaran Latber Ayam Hutan di Bangkalan beberapa waktu lalu di kelas Kokok Ayam Hutan Jawa. “Alhamdulillah meski baru main 1 tahun, saya sudah bisa merasakan senang karena ayam saya dapat juara 1 dan 3 di Latber di Stadiun Bangkalan,” bangga Eli.

Kini dengan semangat yang terus menyala, Eli berusaha untuk menjadikan hobi ayam hutan sebagai pilihan yang akan membuatnya lebih sibuk dalam menyalurkan hobi tersebut. “Mudah-mudahan makin banyak penghobi ayam hutan sehingga makin semarak dan ramai,” harap Eli di akhir obrolan.