Program penggunaan ring P3SI pada setiap produk perkutut yang dihasilkan, sebenarnya sudah lama disosialisasikan. Petinggi P3SI melalui beberapa cara dan jalur sudah melakukan aksi nyata, agar ring yang melingkar di bagian kaki perkutut, bisa terpakai untuk setiap anakan yang lahir.

Penggunaan ring P3SI diharapkan menjadi salah satu kontribusi besar yang dihasilkan P3SI Pusat, dimana dari hasil tersebut, digunakan untuk mensukseskan, mendukung dan membiayai setiap program, semisal Munas, Rakernas, THR Juri, Diklat Surabaya yang baru saja digelar dan beberapa kegiatan lainnya.
Yang pasti, hasil dari penjualn ring P3SI bukan digunakan untuk kepentingan Pengurus Pusat, tetapi akan digunakan untuk menjankan roda organisasi sehingga bisa sesuai dengan harapan dan keinginan. Namun kenyataannya, sampai saat ini masih saja ada, perkutut lomba yang belum menggunakan ring P3SI.
Kenyataan ini seringkali terdeteksi, dalam sebuah penyelenggaraan konkurs, baik di level lokalan sampai nasional. Saat dilakukan pengecekan ring, masih ada beberapa produk ternakan yang belum melengkapi dengan ring P3SI. Padahal, untuk gelaran yang sifatnya nasional, ada bonus berupa uang pembinaan, bagi pemenang podium pertama di kelas hanging yang mengunakan ring P3SI.

Keseriusan P3SI Pusat tentang program ring, dibuktikan dengan keluarnya Surat Edaran Ketua Umum P3SI Pusar, Mayjend TNI (Purn.) H.Zainuri Hasyim, bernomor : 05/SE/P3SI/II/2025 tertanggal 06 Maret 2025. Berikut langkah beberapa Ketua Pengwil menyikapi program ring P3SI.
Sularno, Ketua Pengwil Sejabodetabek, mengatakan bahwa program Ring P3SI adalah sebuah upaya yang benar dan harus dijalankan. “Organisasi harus jalan, agar bisa jalan maka harus ada dana, Program Ring P3SI saya kira adalah program yang harus kita dukung karena manfaatnya luar biasa, untuk menjalankan program P3SI Pusat,” terang Ketua Pengwil Sejabodetabek.
Lebih lanjut disampaikan bahwa sebagai bagian dari organisasi, maka kung mania harus berkontribusi. “Kita jadi pengurus sudah mengorbankan waktu, pikiran, tenaga dan jangan sampai mengorbankan duitnya. Kalau menggerakkan organisasi pakai uang pribadi, itu tidak lucu. Kita harus peduli dengan organisasi,” sambung Sularno.
Masih menurut Larno, bahwa penggunaan Ring P3SI sudah menjadi sebuah kesepakatan bersama dan itu harus dijalankan. Sebab jika tidak, maka orang akan tidak peduli dan mungkin tidak akan melakukan. “Setuju tidak setuju, itu adalah sesuatu yang wajar, tapi demi organisasi itu harus dilakukan. Suka dan tidak suka, mau dan tidak mau, harus dijalankan,” ungkap pemilik 3F Bird Farm.

Langkah nyata yang sudah dilakukan Pengwil Sejabodetabek yakni awal tahun saat gelaran Pembukaan Liga Batavia 2025. Pada saat itu setiap even dilakukan cek ring, meski sempat ada yang complain, namun program tersebut tetap jalan dengan sedikit kebijaksanaan agar tidak terlalu dinilai kaku.
“Saat kami lakukan cek ring, ada yang berusaha complain. Makanya harus pelan-pelan dan butuh sikap bijak agar mereka paham, itu tidak mudah tapi harus dijalankan. Muncul perlawanan, mereka tetap tidak mau beli. Itu halangan yang terjadi, tapi kami tetap komitmen untuk tetap mensosialisasikan program Ring P3SI,” kata Larno lagi. Karena ada kenyakinan bahwa jika dilakukan secara berkesinambungan maka lama kelamaan akan berjalan.
Menurut data yang diketahui, bahwa saat ini peternak Sejabodetabek, lumayan banyak yang sudah menggunakan Ring P3SI. Ternyata peternak yang belum menggunakan ring P3SI tidak hanya dari peternak baru, peternak lama juga ada yang belum. Sekali lagi butuh ketegasan, sebab jika tidak akan muncul kesan bahwa P3SI Pusat tidak terlalu mempermasalahkan.

Diakhir obrolan, Larno mengatakan bahwa jika nanti, program Ring P3SI sudah jalan dan berhasil, maka perlu adanya reward. Ini sebagai wujud penghargaan kepada kung mania atas upaya menggunakan ring P3SI. Seperti apa bentuk reward yang akan diberikan, bisa dipikirkan lebih lanjut.
H.Defian Ketua Pengwil Sumatera Utara mengaku bahwa sosialisasi sudah sering dilakukan. “Kami seringkali menghimbau kepada peternak untuk menggunakan Ring P3SI dan yang pasti sudah banyak peternak yang pakai dengan bukti kepemilikan plakat sebagai syarat yang harus dipenuhi,” jelas H.Defian.
Penggunaan Ring P3SI memang diharapkan bisa membantu mereka ketika produknya mampu mencapai kualitas di level yang lebih tinggi, semisal lomba nasional. Analisa H.Defian tentang kemungkinan kenapa sampai saat ini masih ada peternak yang belum menggunakan Ring P3SI.
Bisa saja mereka tidak menggunakan ring karena menilai produk ternaknya berada di leel bawah, sehingga merasa bahwa apa yang akan dilakukan tidak akan mendatangkan manfaat. Mungkin ketika nanti produknya sudah mulai bagus dan bisa diandalkan, maka ring tersebut akan digunakan.

Pada prinsipnya H.Defian mengaku bahwa penggunaan Ring P3SI sangat membantu dan menguntungkan P3SI dalam mendukung program pembiayaan untuk setiap kegiatan yang dilakukan. Setidaknya dengan program yang sudah berjalan, maka daerah juga merasakan dampak yang tidak sedikit.
“Saya melihat selama ini P3SI Pusat tidak membeda-bedakan antara daerah satu dengan yang lain, setiap program yang dicanangkan selalu menyentuh pada level yang ada di daerah. Seperti pada acara diklat di Surabaya. Semua mendapatkan porsi yang sama. Makanya setiap program P3SI harus selalu kita dukung,” tegas H.Defian.
H.M.Choirul Anwar, Ketua Pengwil Kepri.”Pengwil Kepri sudah menjalankan program Ring P3SI kepada peternak karena bagi kami program ini sangat bagus dan harus selalu kita dukung karena dampaknya akan dirasakan kita semua. Tidak ada alasan untuk menolak program Ring P3SI,” urai H.M.Choirul Anwar.
Salah satu langkah yang dilakukan Pengwil Kepri dalam mensukseskan dan mensosialisaikan program Ring P3SI adalah dengan memberikan kemudahan bagi peternak yang ingin mendapatkan ring. Bahkan peternak yang tergolong baru, bisa langsung menggunakan ring dengan bantuan oleh organisasi di Pengwil Kepri.

Menurut HM.Choirul Anwar saat ini mulai bermunculan peternak dengan jumlah kandang yang masih terbatas. Nah disinilah peran Pengwil diharapkan bisa membantu merealiasasikan keinginan peternak untuk mendapatkan ring dengan cara berkoodinasi dengan Pengwil Kepri lewat pengurus yang ada.
Selanjutnya, nanti mereka akan diarahkan langsung untuk mendapatkan ring tanpa melalui Pengwil Kepri sehingga mendapatkan akses lebih cepat. Kebutuhan Ring P3SI di Pengwil Kepri akan bertambah seiring munculnya beberapa kung mania lewat terbentuknya Pengda baru yakni Tanjung Pinang.
“Pengda Tanjung Pinang akan meramaikan hobi perkutut di Kepri, banyak pemain kuat yang akan menjadi komunitas di sana. Bahkan mereka sudah menyiapkan lahan sebesar 2 ha untuk kegiatan hobi perkutut. Nah. Ini juga akan berdampak pada kebutuhan Ring P3SI karena akan muncul peternak baru,” ungkap pemilik Alwi Bird Farm Batam.
Wisnu Wibowo Ketua Pengwil Sulawesi Selatan mengatakan bahwa sosialisari Ring P3SI untuk wilayah Sulawesi Selatan belum sepenuhnya menyeluruh. “Sebenarnya sejak diluncurkan dulu, kami di Pengwil Sul-Sel sudah disosialisasikan kepada peternak agar segera memiliki plakat dan ring. Langkah ini terbilang sukses,” jelas Wisnu Wibawa.

Cuma permasalahan yang terjadi, adalah sosiasliasi dari P3SI Pusat tentang tata cara membuat ring, harus pesan ke siapa. “Sebenarnya tidak sulit, tapi peternak bingung harus mengurus kemana. Bagi yang sudah paham cara pesannya, tidak ada masalah. Sebaliknya yang belum paham, pasti bingung,” ungkap pemilik Godbless BF Makassar.
Apalagi peternak, khususnya yang ada di daerah seperti Makassar tidak bisa semuanya disamakan dengan peternak di Jawa. Di Makassar masih ada peternak dengan latar belakar pendidikan yang tidak tinggi, sehingga proses seperti itu menjadi kendala bagi mereka untuk mengakses setiap program.
“Saya seringkali menerima keluhan dari peternak yang ada di kampong-kampung tentang tata cara mendapatkan Ring P3SI, akhirnya kami bantu. Nah, ini menjadi salah satu kendala mengapa Ring P3SI tidak bisa merata sampai ke pelosok. Makanya kami sellau koordinasi dengan mereka agar semua kebutuhannya bisa terpenuhi,” urai Wisnu Wibawa.
Namun kondisi saat ini sudah berubah, banyak infomasi yang memberikan kemudahan para kung mania untuk mendapatkan Ring P3SI. Memang perlu adanya penekanan yang harus dilakukan untuk bisa merealisasikan program Ring P3SI agar bisa di akses dan dinikmatii oleh seluruh peternak, terutama di pelosok desa.

Ignatius Susriyanto, Ketua Pengwil DIY mengatakan bahwa penggunaan Ring P3SI sudah banyak meski belum seluruhnya. “Sejauh yang saya tahu, sudah banyak yang pakai, peternak yang terdaftar pakai register, secara otomatis sudah pakai ring. Tinggal yang baru saja yang mungkin belum pakai, atau yang peternak lama tapi vakum,” terang Ignatius Susriyanta.
Sosialisasi tentang program Ring P3SI seringkali dilakukan dalam sebuah forum atau tempat latihan saat mereka kumpul karena dengan demikian bisa lebih cepat tersampaikan dan ada efek yang ditimbulkan. “Saya pastikan bahwa sosialisasi akan tetap dilakukan, terutama bagi yang belum, kami berusaha minta kesadaran mereka agar mendukung program ini,” ungkap pemilik Global Bird Farm Bantul Yogyakarta.
Karena yang pasti program seperti ini harus mendapatkan dukungan penuh. “Menurut saya pribadi, operasional operasional itu kan butuh dana, baik Munas, Rakernas dan kegiatan lain. Teman-teman bisa tersalurkan hobinya karena dana dari organisasi, kita harusnya saling memberi, saling menghidupkan organsiasi karena kita bisa menyalurkan hobi kalau organisasi tidak jalan,” sambung Ignatius Susriyanta.
Ada timbal balik yang harus diciptakan. Untuk itulah program ini harus tetap jalan. “Saya kira pasti ada satu dua orang yang berbeda, dimaklumi saja karena tidak semua akan sama, pasti ada yang setuju dan tidak. Jika yang tidak setuju hanya kecil sedangkan yang setuju banyak, mengapa kita pilih yang sedikit,” urai Ketua Pengwil DIY mengakhiri obrolan.
H Winardi Sethiono, Ketua Pengwil Kalimantan Selatan (Kal-Sel), mengaku bahwa sosialisasi Ring P3SI sudah berjalan sesuai harapan. ”Kalau di Kal-Sel sudah full, setiap peternak menggunakan ring P3SI. Mereka mendaftar dulu kemudian baru dapat plakat dan disertai oleh ring,” terang H.Winardi Sethiono.

Lebih lanjut disampaikan bahwa peternak harus mendukung program ring P3SI sebagai wujud dukungan pada organisasi. “Saya sampaikan pada mereka para peternak, bahwa ring P3SI harus ada, dengan harapan siapa tahu burung kita moncer di konkurs nasional, karena jika tidak menggunakan ring P3SI, maka tidak akan diakui,” sambung H.Winardi Sethiono.
Meski diakui bahwa setiap peternak tidak banyak mengorder jumlah ring P3SI, namun setidaknya mereka telah taat aturan dan mendukung program, sehingga keberadaan mereka dianggap resmi. “Yang penting ada komunikasi yang kita harus bangun, sehingga apapun informasi akan tersampaikan pada mereka,” ungkap pemilik Win’s Bird Farm Banjarmasin.
Apalagi keberadaan group WA akan sangat membantu dalam sosialisasi setiap program P3SI. Komunikasi yang dibangun dalam group WA akan memiliki efek untuk memberikan informasi seputar hobi perkutut. Komunikasi yang terjalin inilah yang menjadikan mereka merasa dalam satu keluarga.
Diakui bahwa semua butuh proses. Kesadaran akan pentingnya mendukung program bergantung bagaimana menghimbau mereka agar bisa selalu memberikan yang terbaik untuk organisasi. “Kita penghobi perkutut berjuang di bawah P3SI, maka dari itu dukungan harus diberikan agar P3SI makin maju dan berkembang,” kata H.Winardi Sethiono lagi. Disampaikan juga bahwa perlu menanamkan mindset bahwa di hobi perkutut payungnya adalah P3SI, jadi tidak bisa jalan sendiri-sendiri, harus mematuhi aturan yang sudah ada dan disepakati bersama.