Minggu, 20 Oktober 2024 lalu, AHANUSA sukses menggelar kegiatan bertajuk Jungle Fowl Clan of Champions. Menempati lokasi di lapangan Klenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi, acara berlangsung meriah. Peserta yang hadir, tidak hanya berasal dari daerah setempat, tetapi dari lur kota ikut hadir memberikan dukungan.

Dari data yang masuk ke panitia, Bali, Surabaya, Sidoarjo, Bangkalan, Purwodadi, Banyumas, Solo, Yogyakarta dan beberapa kota lain, menjadi peserta dalam even tersebut. Acara ini diawali dengan kegiatan pelepasliaran ayam hutan ke habitatnya aslinya di Alas Kalibendo pada Sabtu, 19 Oktober 2024 pukul 13.00 wib.
Hadir dalam moment langkah ini adalah panitia, anggota AHANUSA dan perangkat desa setempat. Pelepasliaran ayam hutan adalah salah satu upaya pelestarian ayam hutan hasil evaluasi yang dilepasliarkan di habitat alaminya sesuai dengan lokaliti sebaran jenis di daerah tersebut.

Dilanjutkan dengan jamuan oleh panitia kepada peserta dan juga beberapa tamu lain yang hadir sebagai wujud penghormatan. Saat pelaksanaan, acara berlangsung meriah, lancar dan sukses sesuai harapan bersama. Doorprize yang melimpah membuat kegiatan ini terasa luar biasa dan kesan yang diberikan juga tidak mengecewakan.

Ada liontin emas dengan berat 5 gram yang disumbang langsung oleh Mr.Tek Gwan, ada sepeda motor sumbangan dari Mr.Hariyadi Purwokerto, TV LED 32′, 20 kaos, 50 Sling bag, 4 sangkar ayam hutan dan beberapa doorprize lain. Khusus untuk liontin, Mr.Tek Gwan mengaku sengaja menyediakan demi memberikan suprise pada peserta.
“Doorprize liontin saya sediakan dengan harapan agar peserta semangat dan kegiatan lebih meriah dan yang pasti gengsinya juga ikut-ikutan naik,” terang pengusaha sukses toko perhiasan emas. Lebih lanjut disampaikan bahwa apa yang dilakukan demi memanjakan peserta dan ikut meramaikan hobi ayam hutan.

“Terus terang saya senang dengan adanya kegiatan yang dilakukan AHANUSA lewat kegiatan lomba karena ini dampaknya luar biasa terhadap kelangsungan hidup ayam hutan dan juga bekisar,” ungkap Mr.Tek Gwan. Setidaknya dengan adanya ayam hutan yang tetap lestari, maka hobi ayam bekisar juga akan terkena dampaknya.

Dua kegiatan yang dilakukan pada Sabtu dan Minggu, tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit, namun bagi sosok satu ini, yang terpenting kegiatan bisa berjalan sesuai harapan. “Setiap kegiatan lomba pasti tidak akan pernah untung, malah rugi. Tapi saya senang melakukan karena bisa memberikan penyemangat bagi penghobi ayam hutan,” sambung Mr.Tek Gwan.
Bahkan kalau masih diberikan kesempatan, maka Banyuwangi akan tetap bersedia menjadi tuan rumah penyelenggaraan kontes ayam hutan. Keinginan yang layak untuk selalu didukung agar keberadaan hobi ayam hutan semakin popular dan bertambah semarak. Soal doorprize, Mr.Tek Gwan sudah menyediakan hadiah yang tidak beda.

“Kalau Banyuwangi diserahi untuk menggelar kembali, maka saya akan senang. Soal doorprize sudah saya sediakan yakni berupa liontin logo ayam bekisar,” ungkap pemilik bekisar andalan bernama Mafia. Kita tunggu saja aksi lanjutan di Kota Gandrung Banyuwangi.