Pertengahan 2024 menjadi masa dimana Soedjiadi mengaku lebih fokus pada hobi baru yakni perkutut yang ditekuninya. “Saya main perkutut awalnya hanya iseng, karena saat itu saya belum paham apa itu pakem perkutut dan seputar hobi perkutut itu sendiri,” terang pria kelahiran Surabaya.

Saat ketidakpahaman dialami, ternyata banyak rekan-rekan sesama penghobi yang lebih senior memberikan dan membantu dalam mengenalkan perkutut lebih dekat. Pelan namun pasti, dunia perkutut yang awalnya benar-benar awam, mulai terkuak dan ada rasa senang yang dialaminya.
“Saya banyak belajar pada teman-teman yang lebih senior seperti H.Thosan, H.Edi Ketua Pengda Denpasar dan beberapa teman lain, sehingga saya mulai mengerti apa itu perkutut,” sambung Soedjiadi. Kondisi itulah yang dinilai sangat membantu dalam menekuni hobi perkutut sehingga tidak sampai salah arah.

Disampaikan pula bahwa pertama kali berada di dalam komunitas ada hal-hal yang dianggap aneh, semisal suara perkutut yang dinilai beda satu sama lain, padahal berasal dari satu indukan. Bahkan pernyataan bahwa tidak ada yang pintar dalam dunia hobi perkutut, semakin membuat Soedjiadi semakin penasaran dengan hobi satu ini.

“Saya masuk ke hobi perkutut bikin penasaran saja, ada hal-hal yang belum pernah saya dengar sebelumnya tapi menurut mereka itu benar adanya, makanya saya semakin tertarik untuk berada di dalamnya. Saya betul-betul dibuat penasaran,” ungkap pria yang akrab dipanggil Seno.
Meski sebagai pendatang baru, namun Seno berusaha untuk bisa aktif dan rutin mengikuti setiap kegiatan, baik latihan ataupun lomba yang digelar di Denpasar Bali. Tujuannya adalah agar bisa lebih mengenal, lebih memahami dan banyak ilmu yang didapat dari setiap pertemuan dengan kung mania lain.

“Saya berusaha datang untuk mencari teman, menambah ilmu dan memperbanyak silaturahmi dengan tujuan bisa membantu hobi saya,” kata Soedjiadi lagi. Setiap kali latihan banyak obrolan yang disampaikan dan saat itulah Seno berusaha untuk menyimak dengan seksama apa yang mereka bahas dan diskusikan.
Tidak jarang pula muncul pertanyaan ketika ada hal-hal yang dianggap baru. Rutinitas inilah yang akhirnya menjadi titik awal, mengenal dunia perkutut yang sebenarnya. Disampaikan pula bahwa sebagai pendatang baru, tidak banyak kandang yang dibangun. Untuk saat ini hanya ada 4 petak yang dihuni oleh indukan hasil perburuan.

Ada materi indukan bergelang Jupiter, Atlas dan beberapa nama beken lainnya. “Sementara empat kandang dulu sambil melihat perkembangan yang ada. Rencana untuk tambah kandang memang sudah terpikirkan, tinggal menunggu saat yang tepat,” kata Seno lagi. Sedangkan untuk pemilihan materi memang banyak dibantu rekan-rekan.
Produk pertama yang sudah muncul kini berusaha sekitar 7 bulan. Soal kualitas, menurut penuturan rekan-rekan yang sempat memantau, dinilai lumayan untuk ukuran peternak pendatang baru yang benar-benar dari nol.

Dan bahkan ada yang sudah berani memboking anakan dari kandang yang berisi indukan Jupiter tersebut. “Anakan pertama saat ini berusia 7 bulan, kata teman-teman yang sempat mantau, kualitasnya bisa buat lomba dan ada juga yang sudah minta anakan berikutnya,” papar Soedjiadi lagi.
Keberhasilan ini tidak lepas dari upaya untuk terus melakukan crossing dari materi pilihan. “Salah satu kunci sukses ternak perkutut adalah ulet dan terus belajar dari para senior yang sudah memiliki pengalaman,” tambah Seno lagi. Disampaikan pula bahwa selama menekuni ternak perkutut menuju pada proses keberhasilan,

Seno mengaku tetap ikut lomba dengan membawa produk ternak lain. Teletubbies menjadi nama andalan yang sukses meraih prestasi apik di lapangan. Liga Perkutut Bali pernah diikuti dengan raihan prestasi di urutan pertama Kelas Piyik Yunior dan beberapa gelaran LatNil yang ada di Bali.
“Alhamdulillah jalan saya menuju hobi perkutut selalu lancar dan memberikan rasa senang. Semua ini atas bantuan dari rekan-rekan. Saya mengucapkan banyak terima kasih atas semua yang telah diberikan pada saya. Mudah-mudahan kondisi ini terus terjadi dan saya bisa semakin semangat menekuni hobi perkutut sampai pada level yang lebih tinggi lagi,” harap Soedjiadi mengakhiri obrolan.