Masa kebangkitan hobi perkutut di Batam Kepri mulai terasa. Hal ini ditandai dengan beberapa gelaran dan program yang sudah tersusun. “Alhamdulillah saat ini hobi perkutut di Batam Kepri menunjukkan adanya gairah untuk tetap eksis menekuni hobi karena bisa membuat kami optimis melangkah ke depan,” terang H.M.Choirul Anwar Ketua Pengwil Kepri.

Lebih lanjut disampaikan bahwa banyak yang sudah dilihat dan dirasakan bahwa semangat kung mania untuk menjadikan hobi perkutut semakin berkualitas dan frekuensi penyelenggaraan juga mengalami pengingkatan meski belum maksimal. Namun setidaknya sudah menunjukkan ke arah yang lebih baik.
Bukan tidak mungkin, jika seluruh program bisa terwujud, maka Batam Kepri akan menjadi salah satu daerah yang mampu menyemarakkan hobi perkutut tanah air. “Saya yakin dan percaya, jika program yang sudah kami susun dan bisa terlaksana dengan lancar dan sesuai harapan, maka Kepri akan semakin maju dan berkembangan,” sambung pemilik Alwi Bird Farm Batam.

Tentu, semua ini butuh dukungan, perhatian dan kerjasama dari semua pihak untuk mewujudkan semua itu. Kehadiran kung mania muda dengan semangat yang tidak kalah dengan para senior, menjadi salah satu faktor yang bisa mencapai dan mewujudkan keinginan dan cita-cita tersebut.
“Terus terang munculnya generasi muda, memberikan warna pada perkembangan hobi perkutut di Batam Kepri. Mas Willy dan kawan-kawan yang kami sebut sebagai orang-orang muda, mampu bergerak mengikuti apa yang menjadi harapan dan keinginan kami selama ini,” ungkap H.M.Choirul Anwar.

Willy ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa perkembangan hobi perkutut di Batam Kepri bukan semata-mata disebabkan oleh generasi muda seperti dirinya. “Generasi muda tidak bisa apa-apa kalau yang senior tidak mendukung. Semua itu terjadi karena kolaborasi senior yang telah mendukung yunior,” terang Willy.
Juli 2024 menjadi awal bergabungnya gerbong muda ke dalam organisasi P3SI Pengwil Kepri. “Saya awal temui pengurusnya, sampai akhirnya ketemu Pak Haji Anwar dan saya awali dengan basis data untuk menentukan arah kemana karena tanpa adanya basis data, maka mustahil untuk melangkah,” ungkap Willy.

Rakerwil menjadi start bagi Willy dan kawan-kawan mulai kerja. Untuk kepengurusan yang sudah ada di lanjutkan, nanti akan terlihat mana yang bisa kerja dan tidak, mana yang bisa bertahan dan tahan. Mereka tidak bisa memaksakan untuk tetap eksis di organisasi. Organisasi bisa berkembang karena ada beberapa terobosan.
Salah satu program yang dilakukan adalah membuat liga, meski ada yang tidak setuju. “Kami jalan dulu sambil melihat perkembangan, kalau tidak dimulai terus kapan, kita modal nekat dan kuping tebal karena ada yang tidak suka, kita sama-sama hobi. Makanya perlu adanya perjuangan untuk bisa melangkah,” sambung Willy lagi.

Ditambahkan pula bahwa kenapa lomba stagnan, karena ada pemikiran takut rugi, padahal itu belum tentu. Beberapa program juga mulai disusun untuk menciptakan suasana yang lebih hidup. Ada upaya untuk membenahi organsiasi agar lebih baik. Sampai akhirnya tersusun beberapa program yang sudah dilakukan dan akan dilakukan.
Adapun program yang sudah selesai dilakukan dan sudah berjalan, antara lain : pertama, pembaruan dan perbaikan basis data P3SI Kepri. Kedua, korespondensi resmi P3SI Kepri notulen dan daftar hadir pertemuan. Ketiga, form complin juri dan form evalusasi lomba/latber.

Keempat, format baru tiket dan sistem pengundian nomor tiang untuk lomba/latber. Kelima, SK pengangkaran juri dan perumus. Keenam, surat tugas juri (per event). Ketujuh, seragam juri dan kedelapan penyerahan nama juri di Pengwil Kepri selanjutnya ke P3SI Pusat sebagai acuan rencana diklat juri 2025.
Sedangkan program yang sudah dilakukan namun belum selesai dan masih berproses, yakni : pertama, perbaikan struktur kepengurusan P3SI Kepri (Struktur sementara 2024 – 2027). Kedua, Pengwil mengusahakan untuk memasukkan beberapa nama dari Pengda supaya bisa terlibat dalam Kepengurusan Pengwil.

Ketiga, peningkatan kualitas dan kuantitas juri Pengwil Kepri (rekruitmen calon juri dan diklat juri 2025). Keempat, lunjungan silaturrahmi pada beberapa senior untuk mengajak kembali bergabung di lapangan. Kelima, terus berusaha meningkatkan animo perkutut Bangkok di wilayah Kepri.
Keenam, menghidupkan kembali Kelas Piyik Hanging. Ketujuh, penggantian bendera lomba (koncer dan tanda bunyi). Kedelapan, menarik sponsorship untuk meningkatkan kualitas lomba/latber dan kesembilan adalah pengadaan tenda panitia even (masih diperlukan spanduk/terpal untuk penutup samping tenda).

Untuk program yang belum dilakukan, perlu proses dan akan tercapai, yakni : pertama, kunjungan kerja pengurus wilayah dalam rangka mereaktivasi dan pembentukan pengurus daeraih antara lain Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Pinang. Kedua, melaksanakan konkurs besar tingkat provinsi (mengundang juri dari luar kepri).
Ketiga, menetapkan agenda latber/lomba tahun 2025. Keempat, gotong royong anggota + kas untuk akomodasi bila ada burung dari Pengwil Kepri yang layak untuk mengikuti LPI. Keempat, perawatan tiang kerekan. Kelima, perencanaan relokasi lapangan. Keenam, memperkenalkan konkurs perkutut Bangkok kepada Pemerintah Kota Batam sebagai potensi daya tarik wisatawan asing ke Kota Batam.

“Saya tidak bekerja sendiri tapi ini berkat dukungan dari semua dan kerjasama yang selalu kami lakukan untuk mewujudkan Batam Kepri menjadi daerah yang lebih baik, lebih berkualitas dan hobi perkutut semakin semarak berkembang dan maju seperti daerah lain,” kata Willy.