Sebanyak 18 blok menjadi peserta gelaran Konkurs Liga Perkutut Indonesia Putaran 2 yang berlangsung pada Sabtu dan Minggu, 12 – 14 April 2025. Angka yang sangat besar ini tentu menjadi prestasi yang patut diapresiasi. Pilihan menggunakan lapangan yang berada di wilayah Desa Lobuk Kecamatan Bluto dinilai tepat karena mampu menampung blok dengan jumlah besar.

“Saya kira lapangan Lobuk cocok untuk kegiatan lomba perkutut berikutnya, selain tempatnya yang mendukung karena jauh dari keramaian, juga luas,” terang Moh Saleh. Untuk itulah jika kiranya masih dibutuhkan, maka berharap agar kegiatan selanjutnya bisa digelar di lokasi ini.
Kalau soal untuk menampung peserta baik untuk blok itu sendiri ataupun lahan parkir, Moh Saleh menyarankan agar timingnya harus pas. “Lokasi ini sudah dua kali digunakan untuk lokasi lomba perkutut, lomba pertama mampu menampung lebih banyak blok dan juga parkir kendaraan terutama roda empat,” sambung Klebun yang sudah menjabat selama dua periode.

Banyaknya jumlah lahan yang mampu menampung peserta karena timing yang dinilai pas. Bulan 6 ke atas dinilai sebagai waktu yang pas untuk menemukan banyak lahan yang akan dibutuhkan. Sebelum bulan tersebut, banyak lahan yang mengalami masa tanam, seperti saat ini dimana sekitar lokasi masih ada beberapa tanaman kacang ijo, sehingga tidak bisa dipakai.
Setelah bulan 6, petani sudah memasuki masa panen, sehingga banyak lahan yang kosong. Kondisi inilah yang bisa dimanfaatkan untuk lokasi berdirinya blok dan juga lahan parkir. Kenyataan itulah yang nantinya akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. “Dampak yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan bagi masyarakat setempat sangat besar,” ungkap Moh Saleh.

Salah satunya adalah mendongkrak keberadaan UMKM. Mereka tentu akan menikmati hasil dari gelaran tersebut. Hal itu diakui oleh Giran, salah satu pemilik toko yang berada dipinggir utara lapangan. “Alhamdulillah dengan adanya lomba seperti ini, dagangan saya bisa laku lebih banyak,” kata Giran.
Setiap harinya Giran mengaku membuka toko kebutuhan sehari-hari di dekat sekolah yang berada persis disebelah barat toko miliknya. Gelaran lomba dua hari, telah menambah penghasilan dari membuka toko. Hal serupa juga dialami Sarifatun, yang mengaku berjualan es, kopi dan juga rokok.

“Dagangan saya yang banyak laku adalah rokok, lumayan bisa nambah penghasilan selain berjualan untuk anak sekolah,” jelas Sarifatun. Kedua pedagang inilah menjadi bukti bahwa dengan adanya kegiatan ini bisa mendongkrak keberadaan UMKM. Kegiatan ini pula, bukan tidak mungkin, masyarakat sekitar pada akhirnya juga akan melirik dan bahkan mau bergabung menjadi komunitas perkutut.