Komunitas hobi perkutut yang tergabung dalam Kumpulan Sekar Wangi Dasuk Sumenep, kembali menggelar kegiatan Kolom Dinilai yang di helat pada Senin 05 Mei 2025. Mengingat kegiatan ini hanya dikhususkan untuk anggota saja, maka tidak banyak jumlah tiket yang disediakan.

“Hari ini kami menggelar Kolom Dinilai Sekarwangi hanya untuk anggota saja. Jadi tidak banyak jumlah peserta,” terang Ustadz Badri selaku tuan rumah. Menempati lokasi di markas Sekarwangi Dasuk, agenda kali ini hanya membuka dua kelas yakni Piyik Bebas dan Piyik Hanging dengan kapasitas peserta 37 ekor untuk kelas kerekan dan 50 ekor untuk peserta hanging.
Angka tersebut disesuaikan dengan jumlah kerekan dan gantangan yang ada. “Disini kerekan terbatas, kami hanya punya 37 sedangkan untuk Piyik Hanging hanya 1 blok, makanya kalau ada acara, hanya dikhususkan untuk anggota saja,” sambung pengelolah Sekarwangi Bird Farm Dasuk Sumenep.

Disampaikan pula bahwa panitia bukan tidak mau mengundang peserta dari luar. Keterbatasan blok menjadi alasan kuat untuk tidak membuat pengumuman untuk umum. Sebab yang pasti, kadang panitia masih menolak peserta, padahal itu anggota. Bahkan tidak jarang, panitia sendiri tidak ikut karena tiket diberikan pada yang tidak kebagian.
Ustadz Badri mengaku bahwa kegiatan ini sebenarnya bukan saja ajang ngerek bareng dan silaturahmi semata, tetapi ingin melihat potensi orbitan anggota. Sejauh mana mereka memiliki perkutut, apakah sudah mencapai level lebih baik atau belum. Dengan cara demikian, maka akan lebih mudah melakukan evaluasi, sehingga ke depan ada upaya perbaikan produk ternak yang lebih baik.

“Kami berharap agar perkutut hasil ternakan disini, bisa lebih baik, sehingga mampu untuk mengikuti kegiatan yang lebih besar lagi,” ungkap pengusaha sukses jambu mente. Sementara itu dari dalam arena diinformasikan bahwa perjuangan pada peserta yang berada di atas kerekan dan gantangan, begitu sengit dan penuh aksi dramatis.
Cuaca cerah mendukung sekali performa yang ditampilan. Empat babak penjurian berlangsung tanpa kendala. Sampai akhirnya dilakukan penentuan posisi kejuaraan di masing-masing kelas. Untuk Kelas Piyik Bebas, podium pertama berhasil menjadi milik Profesor, amunisi Tikno Sumenep ring Pakard yang menempati nomo rkerekan 20.
Disusul kemudian, Buser Angin, andalan Kades Kholis Dasuk, produk ternak Istana HLS yang berada di nomor krekan 28 dan tempat ketiga dimenangkan oleh Goyang Inul orbitan Choirul Iskandar Sumenep, ring Grand Master yang dikerek pada nomor 11. Untuk Kelas Piyik Hanging, juara pertama diraih Dubes Marlhoro amunisi Harut Batang-Batang ring Marlboro yang digantang pada nomor 42.

Menyusul pada urutan kedua, Bunga Emas andalan Hartono Bajuaju Timur, produk ternakan DR 2 yang menempati nomor gantangan 13 dan posisi ketiga dimenangkan Anyonyo, orbitan Herman Kalianget, perkutut ternakan Langsar yang menempati nomor gantangan 46. Usai penjurian, dilakukan cek ring untuk memastikan penggunaan ring.
Apakah perkutut yang masuk donimasi sudah menggunakan ring P3SI atau belum. Cek ring dilakukan langsung oleh juri yang dibantuk panitia. Setelah dilakukan cek ring, ternyata ada tiga burung yang tidak menggunakan ring P3Si. Satu diantaranya langsung melakukan pemutihan, sehingga data juara tidak sampai hilang.

Sedangkan dua dari mereka tidak melakukan pemutihan, sehingga panitia memiliki keputusan untuk tidak memasukkan data mereka ke dalam daftar kajuaraan. Dia akhir acara, panitia mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh peserta yang telah memberikan dukungan dengan hadir di lokasi. Permintaan ma’af juga dilakukan, jika selama acara, ada hal-hal yang kurang berkenan.
