Tiga tahun sudah Sutrisno membangun ternak perkutut. Usia yang bisa dikatakan baru, jika dibandingkan dengan peternak lainnya yang ada di wilayah Bluto Sumenep. Sebagai peternak yang masih terus berusaha menyempurnakan hasil ternak, Jaya Madura, farm miliknya bisa dikatakan sukses membuat kung mania merasa cocok untuk menggunakan perkutut bergelang Jaya Madura.

Dari pengakuan Sutrisno, dalam tahun ini, semua produk perkutut miliknya laris manis. “Alhamdulillah ternak saya banyak yang laku, bahkan tidak ada yang tersisa,” terang Sutrisno. Kondisi ini disebabkan oleh produk yang dihasilkan rata-rata bagus, sehingga menjadi pilihan kung mania.
Usia paling tua yang dibeli kung mania adalah sekitar 1 bulan. Bahkan dalam usia minggu, ada produk yang langsung diambil oleh pembeli. Dari 11 kandang ternak yang dimiliki, mayoritas produknya langsung terbang menjadi milik orang lain. Prestasi ini memang disebabkan oleh pemilihan indukan yang selektif.

Diantara sekian indukan yang menjadi penghuni kandang ternak adalah mantan orbitan yang pernah meraih prestasi di arena konkurs. “Saya biasanya mengorbitkan burung tidak sampai dewasa. Saat usianya Piyik Yunior, langsung saya masukkan kandang ternak meski sebenarnya masih bisa dilombakan,” sambung Sutrisno.
Pertimbangannya adalah untuk mengembangkan indukan. Sutrisno mengakui bahwa selama ini, sang orbitan dimulai dari usia piyik. Bagi yang sudah prestasi, bagusnya bertahan sampai di kelas Piyik Yunior, setelah masa itu berlalu, burung tersebut tidak dilepas ataupun di pertahanankan menjadi orbitan di arena lomba, tetapi masuk kandang untuk menjadi penghuni sekaligus pengembangan.

Dari proses inilah, Jaya Madura Bird Farm mampu memiliki indukan yang sudah melalui proses seleksi, baik di lapangan ataupun di dalam kandang. Tidak heran jika akhirnya, anakan yang dilahirkan, juga tidak mengecewakan. Seperti yang akan dilakukan pada sang orbitan bernama Komik 99 yang masih terus berada di arena.
Saat ini perkutut satu ini masih saja dipertahankan menjadi orbitan yang mengejar prestasi di Kelas Piyik Yunior. Seperti pada sang orbitan sebelumnya, Komik 99 juga memulai debutnya dari kelas Piyik Hanging. Berbagai juara sudah diraih dengan hasil yang tidak mengecewakan.

Komik 99 yang merupakan produk sendiri yakni Jaya Madura, mampu membuat Sutrisno bangga. Selain rutin membawa pulang kemenangan dalam setiap pertarungan, saat ini Komik 99 masuk daftar peserta Liga Perkutut Sumenep 2025 di kelas Piyik Yunior. Kiprahnya akan terus ada selama usianya masih tetap berada di bawah angka 1 tahun.
Bahkan jika nanti, Kelas Piyik Yunior sudah tidak relevan lagi, maka Komik 99 akan mengalami nasib yang sama seperti pendahulunya, yakni masuk kandang ternak untuk menjalani masa produksi bersama pasangannya. Dan pada akhirnya melahirkan produk bagus yang akan menjadi incaran kung mania, baik untuk diproyeksikan sebagai materi kandang ataupun calon jawara.

“Saya berharap agar banyak produk lain dari Jaya Madura yang bagus dan jadi pilihan rekan-rekan,” harap Sutrisno lagi. Disampaikan juga bahwa saat ini Sutrisno memang jarang turun lomba ke luar Sumenep bahkan Madura karena kesibukan. “Saat ini saya masih fokus lomba di Sumenep saja, sebab kalau lomba ke luar, belum ada waktu yang pas. Semoga saja ke depan bisa berlomba sampai jauh,” doa Sutrisno.