Ring P3SI menjadi topik hangat saat ini. Keberadaannya menjadi sangat penting karena menjadi salah satu program P3SI Pusat. Ring P3SI menjadi perhatian kung mania, terutama yang aktif turun lomba dan mereka yang berhasil menembus barisan juara di 10 besar pada masing-masing kelas.

Ring P3SI seakan begitu penting dan perlu mendapatkan perhatian yang serius. Berbicara tentang Ring P3SI, Agus Handoyo Bandung memiliki pemikiran yang bisa dijadikan masukan. Menurut bos Team Prosper 1234 Bandung ini, bagaimana jika Ring P3SI dibuat berdasarkan wilayah.
“Ini sekedar masukan saja. Ring P3SI diberi kode per-wilayah berdasarkan Pengwil. Misalnya Pengwil se-Jabotabek ditandai dengan B, Jawa Barat D, Jawa Tengah H, Jawa Timur L dan seterusnya,” terang Agus Handoyo. Cara ini dilakukan untuk memudahkan dalam mendeteksi keberadaan ring dan jumlah Ring yg dikeluarkan dr Pengwil tersebut.

Artinya ketika ada burung yang menggunakan Ring P3SI dengan kode B, berarti burung itu berasal dari wilayah Sejabodetabek. Sehingga Ring P3SI di masing-masing wilayah tidak bisa dipakai oleh kung mania di daerah lain. “Jika kita menggunakan Ring P3SI seperti itu, maka kita tidak bisa mengoper ring ke orang lain yang berada di luar wilayah,” sambung Agus Handoyo.
Tujuan lain dari penggunaan cara demikian, agar tiap-tiap wilayah mengetahui sudah berapa banyak ring yang dipakai sebagai tanda. Dan tiap-tiap wilayah bisa mengetahui juga sudah berapa banyak kontribusi yang diberikan wilayah pada pusat dengan program Ring P3SI. Dari sini akan bisa terdeteksi.

Untuk pendistribusian Ring P3SI bisa bekerjasama dengan Pengwil dengan berbagi hasil / keuntungan sesuai prosentase. “Saya kira dengan cara ini maka program ring dengan kode per-wilayah akan bisa berjalan sesuai harapan, sehingga nantinya keberadaan ring akan dengan mudah diketahui,” sambung Agus Handoyo.
Masukan berikutnya adalah pembuatan kartu burung berprestasi. Kartu yang dimaksud lebih mirip seperti rapor/rapot. Didalamnya berisi kolom : pertama, nama peternak. Disini akan lebih jelas siapa peternak dari burung ini, apakah dari peternak Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur atau daerah lain.

Kedua, nomor ring peternak. Ring peternak yang dimaksudkan adalah nama farm. Ketiga, nomor ring P3SI. Setidaknya dengan rapor/rapot ini, maka peternak akan berusaha untuk menggunakan ring P3SI, sehingga kolom tersebut tidak sampai kosong. Keempat, tanggal netas.
Dalam kolom ini akan jelas kapan tanggal, bulan dan tahun burung ini menetas. Halaman berikutnya berisi kolom : pertama, tanggal lomba. Setidaknya akan ada data kapan burung ini turun lomba. Kedua, kelas yang diikuti. Data ini akan tentu berubah, seiring perkembangan burung. semisial burung mulai ikut lomba dari Kelas Piyik Hanging sampai dewasa.
Data yang lengkap dan akurat akan tersimpan dalam buku ini. Ketiga, perolehan juara. Juara berapa yang sudah diraih oleh burung ini akan tertulis. Keempat, nama even. Tema dari kegiatan ini juga akan lebih jelas, apakah even bergensi atau hanya lokalan saja. Disini akan ada data yang menjadi referensi bagi kita dan juga orang lain.

Kelima, lokasi lomba dan Keenam, tanda tangan panitia. Ketika burung ini masuk juara, maka pemilik burung bisa meminta tanda tangan dari panitia, untuk memastikan bahwa burung miliknya memang meraih juara. Hal ini akan semakin memberikan keakuratan dan kepastian bahwa burung ini benar-benar pernah meraih juara dalam sebuah even yang dibuktikan dengan tanda tangan panitia.
Jadi burung ini punya rapor/rapot yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan. Jangan sampai burung ini menang di sana sini tanpa tanpa ada bukti. Buku rapor/rapot ini akan digunakan untuk setiap burung yang akan diorbitkan. Satu burung lomba, maka harus memiliki satu buku rapor/rapot. Diusahakan yang mengeluarkan buku ini adalah P3SI Pusat. Sehingga akan ada pemasukan bagi organisasi.