Bertempat di kediaman Ketua Pengda P3SI Sumenep, Kades H.Matsin, Kamis, 21 Agustus 2025, peternak se Madura berkumpul dan menyampaikan pernyataan yakni Deklarasi Bersama Kolaborasi Peternak Madura. Langkah ini diambil sebagai wujud dari keinginan untuk menjadikan hasil ternak mereka lebih baik.

Sekitar 30 peternak yang ada di Madura seperti CTP Bangkalan, AKN Sampang, DMA Sampang, Jaya Barokah Sampang, King Pamekasan, Dewa Suara Pamekasan, RM Pamekasan, Jasika Pamekasan, Genius Pamekasan, Mabes Pamekasan, NN Pamekasan, Ahmad Pamekasan, Amanah Pamekasan, Omkara Pamekasan.
Sedangkan dari tuan rumah hadir Bintang Surya Sumenep, Ottoman Karanganyar, SKAD Sumenep, Tak Nyana Sumenep, ASM Batu Ampar, Lavida Sumenep, Monster Sumenep, Rhona Sumenep dan beberapa peternak lain hadir dalam deklarasi tersebut. Apa yang sebenarnya menjadi cikal bakal kolaborasi itu.
Salah satu poin paling penting adalah terjadinya krisis burung empat warna di arena. Kenyataan ini seakan menjadi sinyal kuat bahwa burung hasil para peternak sedang mengalami degradasi dari sisi kualitas untuk mencapai 4 warna dengan aturan sesuai Pakta Integritas.

“Hilangnya” burung dan bendera empat warna dianggap sebagai kasus yang tidak bisa dibiarkan begitu saja dan harus mendapatkan perhatian penuh sekaligus mencarikan solusi. Alasan lain munculnya deklarasi yang diprakarsai oleh empat Pengda di Madura adalah bahwa hobi perkutut saat ini semakin maju dan semarak.
Aturan lomba sudah bagus, juri mampu menjalankan tugas dengan fair play dan profesional, intensitas lomba mengalami peningkatan yang sangat diginifikan, pemula semakin banyak, permintaan burung kualitas semakin tinggi, pasar Madura semakin prospek dan dilirik para peternak dari luar Madura.
Dengan kata lain bahwa jika dikaitkan dengan tugas masing-masing Ketua Bidang di tingkat atas dalam hal ini P3SI Pusat bahwa Bidang Organisasi sudah melakukan langkah nyata dalam setiap permasalahan yang muncul dengan penanganan yang cepat dan akurat, begitu dengan dengan Bidang Lomba dengan penjadwalan konkurs yang sudah teratur, terutama untuk even nasional.

Apalagi dengan Bidang Penjurian sudah berhasil menjadikan konkurs lebih berkualitas dan bermartabat serta berkeadilan, lewat produk Pakta Integritas. Nah, saat ini Bidang Peternakan dan Konservasi masih memiliki tugas yang harus segera mendapatkan solusi yakni tidak adanya lagi produk bernilai empat warna di arena.
Saat ini muncul pertanyaan, bagaimana dengan suplai burung berkualitas, khususnya untuk empat warna. Ini semua merupakan PR besar bagi para peternak untuk bisa menghasilkan burung berkualitas minimal empat warna. PR P3SI Pusat sebagai pengelola kung mania seluruh indonesia hadir memberikan solusi atas masalah kali ini.
Adapun langkah nyata yang harus dilakukan adalah untuk solusi teknis peternakan, membuat tata cara atau metode beternak perkutut dan solusi crossing yang standard agar kung mania tidak gagal dalam beternak yaitu membuat metode crossing yang lebih akurat. Cara yang dinilai efentif dan tepat sasaran adalah kolaborasi.

Ada hal yang harus ditanamkan terlebih dahulu, sebelum kolaborasi itu dimulai. Apa hal yang dimaksudkan. Tidak lain adalah menyamakan persepsi para peternak untuk segera berbenah dalam rangka menghasilkan burung-burung kualitas empat warna. Menyamakan persepsi yang dimaksud bahwa semua masih punya tugas di bidang peternakan untuk menghasilkan burung minimal empat warna.
Saat ini dituntut kesiapan burung berkualitas yang harus segera dimunculkan. Cara yang harus segera dilakukan adalah dengan kolaborasi antar peternak. Madura sebagai sentra perkutut nasional harus bisa menghasilkan banyak burung berkualitas minimum empat warna sesuai aturan Pakta Integritas.