Agenda Deklarasi Bersama Kolaborasi Peternak Madura, lebih banyak digunakan untuk tanya jawab. Langkah ini diambil dengan tujuan agar peserta bisa aktif mengikuti acara. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada seluruh peserta yang hadir. Mereka tidak hanya diberikan materi yang disampaikan nara sumber. Peserta juga diberikan kesempatan untuk bertanya terkait bahasan yang belum dimengerti atau ada pengalaman yang dirasakan selama ini.

H.Moh Aksan yang menjadi nara sumber mengatakan bahwa sudah banyak peternak di Madura yang berhasil mencetak burung bagus. Selain itu ada kebanggaan yang seharusnya bisa diapresiasi terhadap keberadaan hobi perkutut di Madura Saat ini. “Madura adalah gudangnya perawat. Begitu juga pelomba jumlahnya juga banyak,” trang pemilik AKN Bird Farm Sampang.
Namun hal itu belum dirasa cukup, karena ada satu yang belum dihasilkan oleh mayoritas peternak yang ada di Pulau Garalam. “PR terbesar adalah bagaimana peternak secara merata burung berkualitas terutama 4 warna. Teori saya kira Semua sudah pintar. Kini yang terpenting materi indukan,” sambung Ketua Bidang Penangkaran dan Konservasi Liga Perkutut Madura.

Ditambahkan pula bahwa saat ini AKN Bird Farm lagi memulai formasi indukan baru. Seluruh indukan lama banyak yang mati. Untuk mengisi mater indukan, AKN lebih cenderung memilih suara dan kualitas. “Betina dominan 60 persen, paling efektif kalau sudah punya trah bagus, maka cari betina yang bagus. Materi indukan jantan minimal 3 warna,” ungkap H.Moh Aksan.
Ditambahkan pula bahwa jangan pernah putus asa dalam beternak. Dalam kesempatan tanya jawab, ada pertanyaan dari salah satu peserta tentang pengalaman bahwa indukan bagus dijodohkan dengan burung bagus, tapi tidak menghasilkan anakan bagus pula. “Kenapa burung bagus dengan bagus, tidak keluar anakan bagus. Ini tergantung daya turun, makanya jangan terlalu percaya merk,” ungkap Ir.HR.Moh Mahmud.
Lebih lanjut disampaikan bahwa seorang peternak harus punya jalur, alur dan bikin rel untuk menuju pada tujuan kesana. Sebab kalau tidak punya, maka bisa diibaratkan kita masuk hutan rimba dan tidak bisa keluar dan terus menerus berada di dalam hutam rimba tersebut. Sementara otang lain yang memiliki jalur dan alur, bisa keluar dengan mudah dari hutan rimba itu.

Seorang peternak wajub memiliki pemikiran bahwa kita mau kemana, jalur apa yang akan kita pakai. “Selama ini untuk teori ternak, saya tidak pernah beli burung anakan juara, tapi saya beli burung sesuai kebutuhan. Jangan beli sampai terpengaruh dengan trah atau merk, jangan pula beternak karena merk. Yang perlu di perhatikan dan dipilih adalah daya turun/karakter,” sambung Wakil Ketua Bidang Penjurian P3SI Pusat.
Faktor yang tidak kalah penting adalah Istikomah’ “Salah satu kunci sukses adalah berkelanjutan, sebab jika tidak, maka tidak akan bisa. Banyak peternak yang vakum karena sempat berhenti, maka apabila hal itu terjadi, mereka akan memulai dari awal,” lanjut pria yang mengaku sering meninggalkan kantor demi terus memantau burung di kandang ternak.
Hal senada disampaikan H.Moh Aksan. “Kalau sudah ketemu, jangan berhenti, terus berusaha dan mencari kekurangan. Jangan sekali-kali punya perasaan puas terhadap terna yang sudah kita hasilkan,” pesan Kepala Desa Pangerangan Sampang. Menikmati ternak dijadikan pilihan. Hobi itu harus dinikmati karena kalau tidak, maka tidak akan bisa terus eksis.

Pesan juga disampaikan agar jangan sekali-kali burung itu bertendensi bisnis. Sebab ketika bisnis yang dikedepankan dan ternyata upaya tidak sesuai, maka dipastikan ternak yang sudah kita lakukan akan menemui fase berhenti dan tidak akan dilanjutkan. Karena setiap apa yang kita lakukan, butuh proses. Ada gagal dan hasil kurang sesuai.
Kades H.Matsin, juga memberikan pendapat bahwa factor kejujuran harus terus ditanamkan dalam setiap diri peternak dan juga seluruh komunitas. Karena dengan kejujuran, maka usaha yang kita lakukan, bisa mendapatkan ridho dari Allah SWT. Dari hasil pertemuan tersebut, disampaikan bahwa dengan adanya kolaborasi, bisa mempercepat hasil anakan bagus.
Beberapa peternak yang sukses mengaku butuh waktu sekitar 5 tahun untuk memastikan baha ternak mereka sudah berada di jalur yang benar. Namun dengan adanya kolaborasi, maka waktu yang dibutuhkan untuk menuju posisi sukses bisa dipangkas lebih cepat. Maka tidak ada pilihan lain untuk bisa segera menghasilkan burung berbendera 4 warna, yakni dengan Kolaborasi.