Perburuan amunisi lapangan sepertinya terus menunjukkan angka yang tidak bisa dihitung. Bukan lagi dalam hitungan minggu, tetapi sudah dalam jangka waktu hari. Salah satu faktor yang menyebabkan meningkatkan angka transaksi karena padatnya agenda lomba, sehingga kebutuhan akan amunisi, mengalami peningkatan yang luar biasa.

Terlebih lagi tersedianya calon amunisi, menjadi jalan mudah bagi para pemburu untuk mendapatkan apa yang mereka cari. Agustardi, kung mania asal Tanjung Pinang menjadi satu diantara sekian kung mania yang sampai saat ini masih terus berburu amunisi untuk lapangan. Demi mendapatkan hasil yang lebih maksimal, lokasi perburuan di lakukan sampai Pulau Jawa.
Agar memuluskan misi perburuan, Agustardi memberikan amanah pada Taufik Mojokerto agar bisa membantu merealisasikan keinginan tersebut. “Memang benar saya baru saja take over burung. Mas Taufik yang bantu saya carikan burung,” terang Agustardi. Taufik sendiri mengaku bahwa misi tersebut memang harus dilakukan demi memenuhi keinginan sang bos.

”Pak Agus mau tambah amunisi lagi dan kebetulan ada burung yang cocok, makanya saya tawarkan dan beliau setuju,” kata Taufik. Adapun produk yang berhasil berpindah kepemilikan adalah produk ternak DOEL Bird Farm Bali, milik H.Junaidi. “Memang benar burung saya dibeli Mas Taufik, katanya buat bosnya,” jelas H.Junaidi.
Awal perburuan burung yang lahir dari kandang DOEL K.3 ketika H.Junaidi dan rekan-rekan kung mania, tampil dalam gelaran latber Pocan Cobra Cup 1 Pondok Candra Waru Sidoarjo pada Minggu, 18 Mei 2025. Saat itu H.Junaidi membawa produk bergelang DOEL. Karena kurang bunyi, maka peluang menembus daftar juara belum berhasil diraih.

Padahal ketika itu Taufik ingin memantauu langsung kualitas yang dimiliki. “Saya dapat kiriman rekaman dan ingin memantau langsung burung ini, tetapi ternyata burung ini tidak mau tampil,” ungkap Taufik. Akhirnya disepakati bahwa burung tersebut akan dipantau langsung Taufik di kediamannya.
Proses pantau dilakukan, sampai akhirnya burung bernama Pendatang Baru ini benar-benar menunjukkan performa terbaiknya. “Seharian bunyi saat saya kerek dan ternyata memang bagus dan sesuai dengan hasil rekaman. Saya langsung hubungi Pak Agustardi untuk menyampaikan kabar ini dan beliau langsung mengiyakan,” sambung Taufik lagi.

Negosiasi dilakukan dan tanpa ribet, akhirnya nilai transaksi disepakati. Tidak disebutkan berapa nilai rupiah yang harus dikeluarkan oleh Agustardi untuk satu produk yang lahir dari indukan TNT dan betina Arista. Namun yang pasti, nilainya begitu luar biasa dan membuat telinga panas saat mendengarnya.
“Pokoknya ada lah,” kata Taufik. Begitu juga dengan pengakuan H.Junaidi. “Ya lumayan lah nilai yang kami sepakati,” timpal pengusaha sukses. namun saat Agustardi dikonfirmasi soal nilai transaksi, hanya tertawa tanpa memberikan jawaban jelas. H.Junaidi mengatakan bahwa uang hasil penjualan tersebut, langsung digunakan untuk mendaftarkan Mansyur sang rekan sesama kung mania untuk menunaikan ibadah umroh.

“Uang hasil penjualan burung produk saya, langsung didaftarkan untuk ibadah Umroh Pak Mansyur dan hal tersebut memang sudah saya niatkan,” ungkap H.Junaidi. lebih lanjut disampaikan alasan H.Junaidi untuk memberangkatkan sang rekan ke tanah suci karena dinilai bahwa Mansyur adalah sosok yang amanah.
“Pak Mansyur itu sering bantu-bantu saya bersihkan kandang, mantau perkembangan di kandang ternak bahkan sering kali ikut saya lomba kemana saja. Orangnya tidak banyak menuntut dan baik, makanya saya ingin mengajak dia ke tanah suci untuk ibadah umroh,” urai H.Junaidi lagi.

Bergabungnya produk DOEL semakin menambah panjang deretan amunisi Agustardi Tanjung Pinang. Karena sebelum transaksi dengan DOEL Bird Farm, Agustardi juga mengambil alih kepemilikan Jelita produk Fajar Gresik. Rencana Jelita dan Pendatang Baru ini akan menjadi amunisi Agustardi di tanah Jawa.
“Saya memang akan mengorbitkan Jelita dan burung yang baru saya beli untuk lomba di Jawa bersama Mas Taufik. Saya cukup mengorbitkan burung lain disini seperti Denjaka, Senopati, Shin Tae Yong dan beberapa burung lain yang juga berasal dari peternak di Jawa,” kata Agustardi lagi.