Hiruk pikuk gelaran konkurs Liga Perkutut Indonesia Putaran 2 bertajuk Bupati Cup Sumenep, yang digelar pada Sabtu dan Minggu, 12 – 13 April 2025, sampai saat ini masih terasa dan meninggalkan kesan yang luar biasa, terutama bagi mereka yang berhasil menembus urutan juara.

Betapa tidak, agenda yang berhasil menghadirkan para penggila lomba dengan total peserta sebanyak 18 blok, memiliki arti yang luar biasa bagi para pemenang. Mereka harus bertarung habis-habisan untuk menjadi yang terbaik dari sekian peserta yang ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilaksanakan menggunakan lapangan Lobuk Bluto Sumenep.
Sistem penjurian yang super ketat ditambah dengan kualitas yang luar biasa dari para peserta, rasanya seperti mimpi ketika dinobatkan sebagai penerima trophy berwujud keris. Turun konkurs di Pulau Madura seperti tarung di kandang macan. Bisa membawa pulang juara, berarti level burung orbitanya tidak perlu diragukan lagi.

Seperti yang dirasakan Zairin Pratondo kung mania yang tinggal di Banjarmasin Kalimantan Selatan. Dubes Domisol orbitannya akhirnya ditetapkan sebagai peraih juara keempat pada Kelas Piyik Bebas. “Alhamdulillah tidak sia-sia mengikutkan Dubes Domisol di lomba LPI Sumenep dan berhasil masuk juara 4 Kelas Piyik Bebas,” jelas Zairin Pratondo.
Kemenangan Dubes Domisol dalam merangkai ke podium keempat tidak lepas dari hasil penilaian bendera tiga warna pada babak pertama, babak kedua dan babak keempat serta bendera dua warna hitam pada babak ketiga. Sukses ini tentu menjadi sebuah kebanggaan karena bisa tampil pada level nasional.

“Sukses ini tidak lepas dari rawatan Abah Ali Domisol yang membantu saya mengorbitkan Dubes Domisol sehingga bisa menjadi juara,” sambung pemilik Nabawi Bird Farm Banjarmasin. Abu Ali sendiri mengaku bahwa Dubes Domisol berada dalam rawatannya hanya dalam hitungan lebih kurang 1,5 bulan.
“Saya pegang Dubes Domisol sekitar 1,5 bulan dan langsung saya turunkan di LPI,” tegas Abu Ali. Waktu yang begitu singkat, tidak membuat perkutut produk ternak Rafi Bird Farm Mojokerto enggan tampil untuk membuktikan kualitasnya. Begitu juga dengan jam terbang yang terbilang masih minim.

“Dubes Domisol baru pertama kali saya turunkan di lomba setelah saya rawat dalam waktu singkat. Namun ternyata masih mau tampil dan bisa meraih juara di urutan ke empat,” uangkap Abu Ali. Kemenangan ini tentu luar biasa karena kelas Piyik Bebas di ikuti oleh sekitar 7 blok peserta.
Abu Ali berharap ke depan ada harapan bisa terus tampil dan membawa pulang trophy kejuaraan pada kelas yang akan diikutinya. “Saya berharap Dubes Domisol bisa tampil lebih bagus untuk ke depan. Kita lihat saja perkembangannya seperti apa,” ungkap perawat yang banyak menangani perkutut konkurs level nasional.