Semarak hobi perkutut di Kalimantan, saat ini mengalami pergerakan yang cukup signifikan. Berbagai kegiatan sudah menjadi agenda yang tersusun dan terealisasi. Harapan untuk mewujudkan Kalimantan kembali bergelora, ketika para Ketua Pengwil ikut turun dan mendukung setiap agenda yang dilaksanakan.

H.Winardi Sethiono, Ketua Pengwil Kalimantan Selatan sudah memberikan kontribusi besar dalam perkembangan hobi perkutut di wilayahnya. Aksi nyata yang dilakukan, sudah membuat Kalimantan Selatan bangkit, mengembalikan masa jaya yang pernah dialami dan dirasakan beberapa tahun lalu.
Berikutnya, Edy Suasono, Ketua Pengwil Kalimantan Barat juga memberikan perhatian besar pada organisasi yang dipimpinnya. Gelaran Walikota Cup Banjarbaru yang tergelar beberapa waktu lalu, Edy Suasono ikut hadir meramaikan agenda yang dilaksanakan menggunakan lapangan Pengda Banjarbaru.
Meski harus menempuh perjalanan sangat jauh, Edy mengaku bahwa jarak bukanlah pantangan dan halangan untuk tetap bersilaturrahmi dan memberikan perhatian serta dukungan pada setiap kegiatan di Kalimantan. Pengwil Kalimantan Barat mengaku siap untuk melanjutkan tren positif perkembangan hobi yang luar biasa.

“Perkembangan hobi perkutut di Kalimantan Barat, seperti di Pontianak dari sisi peternak makin meningkat, banyak peternak baru mulai bermunculan,” terang Edy Suasono. Munculnya peternak baru ini akan di tindaklanjuti dengan mengurus registrasi ke pusat, sehingga keberadaan mereka tercatat dan resmi.
“Bidang peternakan akan memiliki tugas untuk memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada peternak akan pentingnya registrasi, seperti plakat dan juga ring P3SI,” sambung Edy Suasono. Ring P3SI adalah program pusat yang harus dilakukan dan disukseskan. Sebab pengecekan ring akan terus dilakukan sepanjang ada penyelenggaraan lomba.
Penggunaan ring mutlak di lakukan agar burung yang masuk kejuaraan tidak sampai kehilangan data atas prestasi yang sudah di raih dan pemutihan tidak sampai terjadi. Apalagi saat ini Kalimantan juga sudah mulai banyak konkurs dan yang pasti pengecekan ring akan terus dilakukan.

Di setiap lomba, sosialisasi Bidang Peternakan diupayakan untuk memberikan pemahaman kepada peternak agar bisa melakukan registrasi karena ke depan harus ada tanda P3SI dari pusat. Sehingga nantinya, ketika mengikuti lomba, baik di dalam wilayah Kalimantan atau luar, perkutut yang diorbitkan sudah menggunakan ring P3SI.
Untuk kualitas hasil ternakan, Edy Suasono mengaku sudah bisa memunculkan produk unggulan. “Kualitas ternak dari Kalimantan Barat, saya rasa sudah mulai bagus, saat ini tidak lagi menjadi jago kandang. Beberapa hasil ternakan sudah bisa meraih juara di even luar Kalimantan Barat,” ungkap Edy Suasono.
Hasil gelaran Walikota Cup Banjarbaru, menjadi indukan kuat bahwa produk peternak disana, sudah bisa sejajar dengan produk dari wilayah lain. Diakui pula bahwa dengan kemenangan tersebut, masih perlu ditingkatkan lagi dari sisi bagaimana mengkondisikan burung saat berada di lapangan.
“Pada saat lomba di Walikota Cup Banjarbaru, banyak burung bagus tapi tidak bunyi, kebetulan hasil pantauan juri, ada burung yang direkomendasi dengan catatan layak untuk tingkat LPI. Hal ini tentu menjadi tugas bagaimana agar burung bisa tampil maksimal saat dilombakan, artinya tinggal memoles saja,” sambung pria yang tinggal di Pontianak.

Kabar tentang kualitas hasil ternak yang bisa diturunkan dalam konkurs nasiona, menjadi sebuah kebangaan. Namun Edy mengaku untuk bisa turun ke even nasional, terutama di Pulau Jawa, ada kendala masalah transportasi, tidak mudah dan gampang untuk membawa satwa ke luar.
“Saya hanya bisa menghimbau kepada rekan-rekan yang ingin berlomba ke luar. Dari Pengwil akan memfasilitasi seperti apa agar Kalimantan Barat bisa berbicara dalam gelaran yang lebih besar, karena selama ini hanya mampu berlomba di tingkat lokalan saja,” ungkap Edy Suasono lagi.
Diakui bahwa selama ini kegiatan yang ada di Kalimantan Barat sifatnya mandiri. Pengwil sifatnya menghimbau. “Kegiatan seperti hobi perkutut, bisa leih maju ketika Pemerintah setempat ikut terlibat. Kami akan ada upaya melobi Dinas Pariwisata memungkinkan tidak daerah memfasilitasi baik pemerintah kota atau profinsi,” terang Edy Suasono lagi.
Ada upaya dan program yang akan dilakukan yakni dengan melakukan pendekatan kepada Pemerintah Daerah, ada tidaknya upaya untuk membantu hobi perkutut. karena tanpa dukungan pemerintah setempat, maka hobi perkutut tidak akan bisa berkembang sesuai dengan harapan.