Beberapa waktu lalu, Paguyuban Penyayang Perkutut Sawunggaling Surabaya memulai aktifitas hobi lewat gelaran Latihan Dinilai. Mengawali kegiatan tersebut, mereka mengundang rekan-rekan yang lain untuk bisa hadir dan membawa burung usia muda untuk digantang bareng.

Agar kegiatan tersebut lebih berkesan, di datangkanlah juri untuk memberikan penilaian pada burung-burung yang hadir. Meski acara ini terbilang dadakan, namun terlihat bahwa paguyuban yang dipimpin oleh Profesor Suyono D.Prawiro berlangsung lancar tanpa masalah.
“Selama ini kami hanya kumpul-kumpul, membahas soal perkutut tanpa ada kegiatan ke arah yang lebih nyata, akhirnya kami sepakat memulai agenda gantang bareng,” terang pemilik Pakard Bird Farm. Menempati lokasi di ruang terbuka milik Perumahan Wisma Lidah Kulon, dua blok gantangan yang dipasang nyaris terisi penuh.

Yang menarik dari pemandangan selama berada di lokasi acara, adalah gantangan yang memuat Kelas Piyik Hanging. Ternyata gantangan yang dipakai tidak permanen alias bisa dibongkar pasang (knock down). “Gantangan yang kami pakai ini memang knock down dengan harapan setiap saat bisa dibongkar atau dipindahkan ke lokasi lain,” ungkap Profesor Suyono.

Seperti gantangan pada umumnya, sepintas memang tidak ada yang berbeda. Ada tiang penyanggah kanan kiri dan ada besi untuk menggantang burung dengan tambahan nomor sesuai dengan titik yang sudah ditentukan dan sesuai dengan kapasitas dari gantangan itu sendiri.
Namun gantangan knock down yang dibuat Profesor Suyono, ada tambahan besi memanjang dibagian bawah yang fungsinya untuk memperkuat posisi gantangan sekaligus untuk meletakkan kolong buat meletakkan bendera, sehingga bendera tidak tertancap langsung ke tanah.

Gantangan knock down milik Paguyuban Penyayang Perkutut Sawunggaling Surabaya, saat dipasang, tidak dimasukkan ke tanah, melainkan tetap berada di atas tanah. Pada bagian bawah tiang penopang, ada lempengan besi lumayan tebal dengan ukuran sekitar 15 cm persegi.

Usai acara, gantangan ini bisa dibongkar menjadi beberapa bagian.paguyuban ini untuk segera memulai aktifitas. “Awalnya kami ingin memulai aktifitas, namun karena belum ada lokasi yang pas dan cocok, untuk sementara kami buat gantangan permanen,” ungkap Profesor Suyono.
Keuntungan model gantangan seperti ini memang bisa ditempatkan dimana saja bergantung lokasi yang akan dipakai. Setiap saat bisa dipindahkan sesuai keinginan. Model gantangan ini mungkin bisa jadi contoh untuk membuat hal yang sama dan bisa dijadikan lahan bisnis untuk disewakan pada penyelenggara lomba.

“Gantangan knock down yang saya buat, hanya untuk kalangan sendiri, modelnya disesuaikan dengan kebutuhan. Jika rekan-rekan lain ingin membuat, mungkin bisa menyesuaikan dengan kebutuhan atau ada modifikasi lain, sehingga benar-benar sesuai dengan apa yang diinginkan,” ungkap Profesor Suyono D.Prawiro.