Penghobi ayam hutan saat ini boleh tersenyum. Pasalnya bandrol yang sudah terpasang pada ayam hutan mulai merangkak naik, bahkan terbilang sudah meroket. Kehadiran Kopdarnas Ahanusa yang rutin menggelar kegiatan lomba, menjadi satu diantara sekian faktor yang merubah nasib ayam hutan menjadi lebih baik.

Yang mungkin menjadi alasan kuat mengapa ayam hutan kini melejit jadi primadona baru. Jawabannya adalah aksi berani H.Yunus menggelontorkan dana mencapai angka puluhan juta rupiah demi mendapatkan ayam hutan incarannya. Dua transaksi yang sudah dibukukan menjadi catatan luar biasa pada hobi ayam hutan tanah air.
Pertama take over yang dilakukan bersama Andre Effendi Surabaya dengan mengambil alih kepemilikan Maghrib, ayam hutan yang selama ini menjadi andalan Andre Effendi. Bandrol Rp 25 juta sepakat dilakukan untuk satu ekor ayam hutan yang sudah mengantongi sederet prestasi apik di lapangan.

Tak berhenti disana, H.Yunus kembali memboyong Bagus, ayam hutan milik Supandi Bondowoso. Kali ini angka yang disepakati mencapai. Rp 29 juta. Sebenarnya angka tersebut lebih karena pada saat yang bersamaan, H.Yunus memberikan ayam hutan miliknya kepada Supandi, dimana bandrol ayam tersebut ditaksir mencapai angka Rp 5 juta.

“Saya dapat ayam hutan dari Mas Pandi dengan harga Rp 29 juta, tapi saya ngasih ke Mas Pandi ayam hutan seharga Rp 5 juta,” ungkap H.Yunus. Artinya nilai transaksi yang berhasil mereka lakukan adalah Rp 34 juta. Keberanian H.Yunus melakukan transaksi tersebut, lebih disebabkan oleh hobi.
“Kalau mau menekuni hobi, jangan tanggung-tanggung karena akan kesandung,” sambung pria yang pernah menekuni hobi Kerapan sapi. Diceritakan awal mula nekad mendapatkan ayam hutan dengan bandrol selangit. Pada 19 November 2023 lalu, H.Yunus ikut dalam kegiatan lomba ayam hutan yang diadakan Kopdarnas Ahanusa.

Karena baru pertama kali turun lomba dan predikat sebagai pemula, hasil kurang beruntung dirasakan. Rasa penasaran yang tinggi, akhirnya mengantarkan H.Yunus untuk segera mendapatkan ayam hutan yang bisa membawanya pada podium juara. Setelah melakukan perburuan, H.Yunus akhirnya dapat ayam hutan Lombok bernama Bintang.

Prestasi demi prestasi yang dibukukan, membuatnya semakin bangga. Namun seiring perjalanan waktu, ketika popularitas Bintang menanjak, ayam hutan ini harus pergi untuk selamanya. Padahal ketika itu hobi ayam hutan lagi ramai-ramainya. Kegiatan berupa lomba mulai banyak digelar.

Saat itu H.Yunus mengaku bingung karena tidak bisa mengikuti kegiatan lomba akibat tidak punya jago. “Saya sempat bingung, ketika ayam hutan mulai ramai dengan lomba, saya tidak punya jago untuk dilombakan, makanya saya langsung bergerak mencari pengganti Bintang,” urai pria berkacamata.

Itulah awal dimana keberadaan ayam hutan akhirnya naik daun. Ketika ditanya, apakah tidak rugi mengeluarkan dana besar hanya untuk mendapatkan ayam hutan. “Saya beli ayam hutan harga mahal, tidak merasa rugi karena saya merasa senang, kalau sudah senang tidak ada harganya,” sambung H.Yunus.

Dua amunisi yang sudah dimiliki, nampaknya tidak menjadi akhir dari perburuannya untuk mendapatkan kembali ayam hutan. “Kalau memang ada yang cocok dan masuk kriteria, saya akan tetap mengejar ayam hutan itu,” ungkap H.Yunus lagi. Adapun kriteria ayam hutan yang menjadi incarannya adalah ayam berpostur ganteng dan gagah, gacor dan bisa diandalkan untuk lomba. Soal harga bisa dibicarakan lebih lanjut.