Saat ini ayam hutan menjadi hobi pilihan masyarakat. Awalnya ayam hutan dipandang sebagai hewan yang memiliki tingkat kesulitan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Karena rentan menghadapi kematian dan sulit untuk menjinakkan, menjadi salah satu alasan kenapa ayam hutan pernah diacuhkan.

Namun, seiring merebaknya kegiatan yang dikhususkan untuk ayam hutan, maka masyarakat mulai melupakan sisi negatif dari hewan satu ini. Mereka berupaya melupakan bahwa ayam hutan sulit untuk dijinakkan. Kini, ayam hutan seakan menjadi kawan baru bagi masyarakat. Perburuan menjadi alasan kuat bagi mereka untuk bisa memilikinya.
Namun, perlu diingat bahwa jika ayam hutan terus menerus dieksploitasi, maka kelangsungan hidupnya akan semakin mengenaskan. Habitat ayam hutan akan hancur. KRMT Ikwan Ikwanto Ershi, mania yang tinggal di Magelang menjadi salah satu penghobi dan penikmat ayam hutan. Beberapa koleksi dimiliki untuk menjadi teman ketika berada di rumah.

Koleksi ayam hutan yang dimiliki, di dapat dari tangkapan hutan Menoreh Magelang. “Saya dapat ayam hutan dari hutan Menoreh Magelang, tapi bukan yang sudah berumur, melainkan dapat dari telor ataupun kutukan yang masih berusia sekitar 1 mingguan,” terang mania yang juga pelihara ayam bekisar.
Lebih lanjut disampaikan bahwa pantang memburu dan menangkap ayam hutan usia dewasa apalagi indukan. “Kalau kita tangkap ayam hutan yang sudah dewasa apalagi indukan, maka habitatnya akan hancur. Itu artinya kita tidak meninggalkan warisan untuk anak cucu kita karena ayam hutan sudah punah,” ungkap mantan pemilik ayam hutan bernama Mbah Tedjo dan Mbah Marijan.

Ditambahkan pula bahwa hobi yang ditekuni kalau bisa jangan sampai merusak asal usul. Sebab jika aym hutan punah, maka kita tidak akan langgeng menikmati hobi itu sendiri. Untuk bisa mendapatkan telor ayam hutan atau kutukan, kebetulan Ikwan Ikwanto punya orang yang bisa diandalkan untuk mendapatkannya.
Jika telor yang didapat, maka akan langsung dicarikan indukan babon yang siap mengerami. Apalagi tidak, maka harus menggunakan jasa mesin tetas. Dikatakan juga bahwa ada keuntungan memelihara ayam hutan dari usia muda yakni bisa meredam sifat liarnya. Ikwan Ikwanto mengaku bahwa hobi ayam hutan ditekuni sejak lama.

Warna ayam hutan, mulai jengger, bulu di leher sampai seluruh badan serta suara yang dimiliki, menjadi satu diantara sekian alasan yang membuat betah berada di lingkungan komunitas hobi. Suasana alam yang begitu melekat pada suara ayam hutan jugalah yang menjadi pemenang pikiran.
“Berada di dekat ayam hutan, rasanya membuat perasaan adem dan tenang, belum lagi jika bisa menikmati kemerduan suaranya, seakan benar-benar berada di alam,” ungkap pria yang merupakan keluarga besar Polri. Disampaikan pula bahwa saat ini perkembangan ayam hutan sudah luar biasa.

Harga yang menjulang tinggi, diakui adalah sebuah proses yang harus dialami dan dipahami. Jika saat ini ada ayam hutan mahal, maka itu wajar karena merawat ayam hutan tidak segampang yang dibayangkan. “Saya kira wajar jika saat ini ada ayam hutan harganya bisa mencapai puluhan juta, karena proses rawatannya tidak gampang,” sambung pemilik ayam hutan Mbah Wo.
Apalagi kondisi cuaca yang tidak menentu seperti saat ini yakni panas dan hujan serta angin, maka sangat rentan bagi ayam hutan. Stres, adalah satu diantara sekian masalah yang akan dihadapi oleh setiap penghobi ayam hutan. Dibutuhkan perhatian khusus dan pencegahan agar tidak sampai memakan korban.