Sumenep sampai saat ini masih terus diramaikan oleh kegiatan hobi perkutut. Kamis, 27 Februari 2025 menjadi agenda paling anyar yang digelar. Bertajuk Kolom Dinilai Sekarwangi Bird Farm, kegiatan digelar menggunakan lapangan milik Sekarwangi Bird Farm yang berada di Dasuk Sumenep.

Tidak banyak blok dan kelas yang dibuka, karena kegiatan ini hanya untuk memberikan informasi bahwa hobi perkutut di Dasuk, sampai saat ini masih terus eksis. Tujuan lain adalah agar para pemula bisa terus menyalurkan hobi perkututnya. “Hari ini kami menggelar kegiatan agar hobi bisa terus dinikmati, terutama oleh pemula, sehingga mereka bisa tetap menyalurkan hobinya,” terang Ustadz Badri panitia Kolom Dinilai.
Ditambahkan bahwa kegiatan tersebut tidak semata-mata untuk mencari juara, namun lebih ditekankan adanya jalinan silaturrahmi diantara pada penghobi, peternak dan pelomba. “Ini sebenarnya acara kumpul-kumpul, tetapi dinilai, agar tahu bagaimana kualitas burung kami apakah bagus atau kurang,” sambung Ustadz Badri.

Dan yang pasti dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan semangat kung mania bisa tetap ada dan terus menekuni hobi perkutut. “Kalau tidak ada kegiatan, maka semangat teman-teman akan kendor, makanya meski tidak banyak blok dan kelas, yang penting mereka bisa kumpul. Apalagi sebentar lagi kita akan menghadapi bulan puasa, pasti kegiatan akan berkurang,” ungkap sang Ustadz.

Dua kelas yang dibuka untuk peserta (Dewasa Bebas dan Piyik Hanging) dengan jumlah masing-masing 1 blok, penuh sesak. Meski peserta terus berusaha untuk mendaftarkan diri, namun panitia tetap menutup peluang peserta untuk bisa berlomba. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya tambahan blok di masing-masing kelas.
“Jumlah blok terbatas, jadi kami tetap menutup pendaftaran meski masih ada peserta yang ingin ikut lomba,” ungkap Ustadz Badri. Bahkan panitia sudah mengurangi jatah, namun itu bukan menjadi solusi. “Saya mohon ma’af kepada rekan-rekan yang tidak bisa berlomba karena pendaftaran sudah kami tutup, jumlah blok sudah tidak mungkin untuk tambah lagi,” kata Ustadz Badri.

Harapan ke depan, akan banyak peserta yang tertampung dalam setiap kegiatan yang akan digelar. Sementara itu dari dalam arena diinformasikan bahwa proses penjurian berjalan lancar dan aman. Begitu juga dengan rangkaian acara yang tersusun dengan rapi, tidak mengalami kendala.

Empat babak penjurian juga tidak menemui aral dan hambatan, sampai akhirnya penentuan podium juara diumumkan. Untuk juara pertama di Kelas Piyik Bebas, podium pertama berhasil menjadi milik Profesor, amunisi Tikno Sumenep, perkutut ternakan Pakard yang dikerek pada nomor 47.

Disusul kemudian Sarmila andalan H.Sunahwi Talango, ternakan Netizen yang menggunakan nomor kerekan 21 dan tempat ketiga dimenangkan Rindu Malam orbitan H.Rafik Bluto, prodyk ternak Tak Nyana yang menempati nomor kerekan 05. Untuk Kelas Piyik Hanging, juara pertama menjadi milik Kidung Pamungkas, amunisi Dahnan Sumenep, produk ternak Jasika yang digantang pada nomor 50.

Dilanjutkan oleh Pangerang Pantura, orbitan Salam Sumenep, ternakan Jasika yang menggunakan nomor gantangan 49 dan tempat ketida diraih oleh Satria Muda orbitan H.Nisa’i Talango, ternakan SKAD yang digantang pada nomor 33. Diakhir acara, dilakukan cek ring bagi peraih podium juara untuk memastikan apakah burung tersebut sudah menggunakan ring P3SI atau tidak. Bagi yang belum ada ring P3SI, maka panitia memberlakukan sanksi berupa denda dan data kejuaraan dinyatakan tidak ada alias kosong.
