Membludak. Itulah pemandangan yang bisa disaksikan dalam gelaran Liga Hanging Bangkalan Putaran 7. Even hasil kolaborasi Pengcam Blega dan komunitas setempat berlangsung meriah dengan jumlah peserta mencapai 6 blok dengan rincian 2 blok Kelas Piyik Bebas dan 4 blok Kelas Piyik Hanging.

Bahkan untuk Kelas Piyik Bebas ternyata langsung diserbu peserta. Saat pengumuman di share lewat Group WA, hanya dalam hitungan jam dan tidak sampai 1 hari, langsung penuh oleh peserta. “Untuk Kelas Piyik Bebas, saat kami sebar di group WA, peserta langsung penuh,” terang Edi Permata panitia bagian pendaftaran.

Hal itu dibenarkan Abu Ali, salah satu panitia. “Langsung penuh, satu hari dibuka, tak perlu nunggu lama, peserta sudah memenuhi kouta kami untuk Kelas Piyik Bebas,” ungkap Abu Ali. Sedangkan untuk Kelas Piyik Hanging, peserta terus bertambah dari waktu ke waktu sampai memenuhi kouta.

Dukungan peserta yang luar biasa ini diapresiasi oleh Ketua Pengcam Blega H.Wawan Domisol dan juga Ketua Pelaksana Zeinal Arifin. “Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah mendukung kegiatan kami dengan hadir di lapangan,” jelas H.Wawan Domisol. Hal senada disampaikan Zeinal Arifin.

“Terima kasih untuk rekan-rekan yang mau datang ke lapangan kami,” terang Zeinal Arifin. Sementara itu, sebelum acara dimulai, pengurus Pengda, panitia dan juri, duduk bareng. Acara ini dipimpin langsung Ketua Pengda Bangkalan, Ir.HR.Moch Machmud. Dalam wejangannya mengharap agar juri bisa menjalankan tugas dengan baik dan benar.

“Saya harap juri saat di lapangan jangan sampai tegang karena akan mengosongkan otak. Jika hal itu terjadi, maka pikiran tidak akan bisa fokus dan hal sangar berbahaya,” papar Ir.HR.Moch Mahmud. Disampaikan pula bahwa bahasa tubuh jangan sampai ditinggalkan. Jika ada peserta yang menggangu maka panggil saja pengawas.

Jangan sekali-kali berdialog dengan peserta. “Kalau Anda ragu memberikan usulan, maka koordinasi dengan dewan. Jangan pernah menyimpang dari aturan, jika kalian ingin aman,” sambung pemilik CTP Bird Farm. Lebih lanjut dikatakan bahwa jika juri bisa menjalankan tugas dengan benar maka siapapun akan mem back up, baik itu Ketua Bidang Penjurian ataupun Ketua Pengda.

Akhmad Mauludin juri nasional asal Sampang menekankan untuk memahami Pakta Integritas agar bisa menjalankan tugas dan tanggungjawab dengan baik. “Ketika juri turun di kelas yang ditugaskan, semisal kelas Piyik Hanging maka harus memahami penjurian di kelas tersebut, jangan disamakan saat tugas di kelas dewasa. Begitu sebaliknya,” papar Akhmad Mauludin.

Pakta Integritas harus benar-benar dipahami agar kinerja juri benar-benar sesuai. Disarankan juga untuk tetap menggunakan bahas tubuh dan menghindar basa lisan karena dikhawatirkan salah menjawab. Sueb, juri nasional asal Blega Bangkalan, mengatakan agar saat juri menilai burung maka harus menggunakan rasa dan bukan perasaan.

“Untuk menilai burung maka kita harus hobi dulu, dari hobi maka akan muncul hobi,” kata Sueb. Cuaca cerah dan cederung panas mengawal acara dari pertama sampai akhir. Kekhawatiran banyak pihak terhadap cuaca yang kurang bersabahat, nampaknya tidak terbukti.

Sebab, sehari sebelum pelaksannaan, hujan mengguyur Kota Bangkalan dan sekitarnya. Hal inilah yang diramal bakal kembali hadir. “Kemarin hujan deras, jadi ada beberapa rekan-rekan yang khawatir hari ini akan turun hujan, namun Alhamdulillah hal itu tidak terjadi dan bahkan sekarang ini panas,” ungkap Zeinal Arifin.

Usai penjurian, cek ring menjadi rutinitas yang terus dilakukan. Juri dan beberapa panitia langsung turun ke lapangan untuk melakukan cek ring, apakah peserta yang masuk nominasl 10 besar, sudah menggunakan ring atau tidak. Di meja perumus, seluruh peserta dilakukan perangkingan. Sampai akhirnya ditentukan posisi kejuaraan untuk masing-masing kelas yang dilombakan.

Di Kelas Piyk Bebas, juara pertama berhasil menjadi milik Bandit, amunisi Drs.RS.Amirullah,MM Bangkalan, perkutut ternakan JBN yang dikerek pada nomor 57. Disusul kemudian Srikandi andalan Mawardi Burneh Bangkalan, produk ternak Ke’Lesap yang menempati nomor kerekan 73 dan tempat ketiga dimenangkan oleh Rans orbitan Samheeri Tragah, ternakan Tikno yang dikerek pada nomor 68.

Di Kelas Piyik Hanging, podium pertama menjadi milik Mawar Bodas amunisi Sakrani Modung, produk ternak Batu Sangkar yang digantang pada nomor 150. Menyusul kemudian R.Segoro andalan H.Faisol Ahmad Geger Bangkalan, produk JBN yang menempati nomor gantangan 115 dan tempat ketiga dimenangkan AL Battar orbitan Moh Kanzul FIkri Blega ring ABI yang digantang pada nomor 31.

Diakhir acara team juri kembali duduk bareng bersama Ketua Pengda Bangkalan. Acara ini untuk mengevaluasi kinerja juri. Mereka diberikan kesempatan untuk mengungkapkan apa yang menjadi pengalaman di dalam lapangan.

Mereka dipersilahkan untuk bicara lepas tanpa ada beban. Diharapkan dengan cara ini, maka setiap pengalaman yang dirasakan selama menjalankan tugas, bisa diketahui dan dari sana akan dicarikan solusi agar kemudian hari, ketika juri bertugas kembali, tidak ada lagi yang mengalamai hal demikian.
