Liga Perkutut Madura 2025 Putaran Pertama sudah tergelar. Sukses besar menjadi catatan yang akan selamanya dikenang oleh kung mania yang merasakan langsung sensasi mengikuti even yang digelar menggunakan lapangan Amuse Bird Arena Tragah Bangkalan, Minggu 02 Februari 2025.

Hadir Ketua Umum P3SI Pusat, H.Zainuri Hasyim, Ketua III Bidang Juri dan Kejuruan Pusat H.Gunawan MTG, Ketua Pengwil Jabar Asep, tokoh perkutut Yogyakarta yang kini naik daun Laksda (Purn.) Ken Tri Basuki dan beberapa tokoh penting lainnya. Kegiatan ini pula diramaikan oleh hadirnya penggila lomba dari berbagai daerah, sehingga menambah greget dari pelaksanaan acara.
Diantara sekian kung mania yang hadir, mereka mengaku puas dengan kinerja juri. Mereka menilai bahwa juri sudah mampu menjalankan peran sebagai pengadil yang bijaksana, tanpa memihak pada salah satu peserta. Penilaian peserta menyebutkan bahwa juri sudah tidak bisa diajak kompromi dalam hal memberikan penilaian.
Semua bergantung dari kualitas juri. Miko CMM Sidoarjo mengaku bahwa juri sudah berperan penting dalam sukses pelaksanaan Liga Perkutut Madura. “Sistem penjurian hari ini bagus. Semua sudah sesuai dengan aturan yang fair play dan transparan. Saya tidak melihat juri bermain mata dengan peserta, penilaian sudah berdasarkan kualitas burung,” terang pemilik CMM Bird Farm.

Agus Aji Gustomo dari Team Prosper 1234 Bandung mengatakan hal yang sama. “Saya melihat dan merasakan sendiri bahwa Liga Perkutut Madura hari ini luar biasa, mulai dari sistem penjurian, kemasan serta kesigapan panitia dalam menggelar acara,” jelas Agus Aji Gustomo.
Lebih lanjut disampaikan bahwa sistem penjurian yang diterapkan sudah sesuai dengan aturan. Menurut Agus Aji, penempatan nilai yang dilakukan juri sudah benar dan sesuai. “Juri mampu menjalankan tugasnya dengan baik, tidak ada istilah main mata dan berbuat curang dalam menilai burung, semua sudah sesuai,” sambung Agus Aji.
Begitu juga yang dirasakan bahwa kemasan yang diberikan panitia juga menjadi catatan bagus. Panitia juga sudah menjalankan tugasnya dengan sigap. Salah satu yang menjadi apresiasi Agus Aji adalah kesigapan panitia dalam melakukan cek ring. “Saya melihat panitia langsung tanggap ketika dilakukan cek ring, semua turun untuk memastikan peserta yang masuk nominasi, langsung di cek ring,” ungkap Agus Aji lagi.

Hal ini tentu menjadi awal yang baik untuk memberikan kepastian bahwa burung yang masuk nominasi sudah menggunakan ring P3SI. Fadli, kung mania Surabaya juga memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan Liga Perkutut Madura. “Penjurian hari ini benar-benar fair play. Tidak ada yang bisa mempengaruhi juri dalam hal memberikan nilai, semua ditentukan oleh kualitas burung itu sendiri,” tegas Fadli.
Lebih lanjut disampaikan bahwa juri sudah tidak lagi bisa diperintah oleh peserta meski itu orang yang berpengaruh. “Saya menyaksikan sendiri, bagaimana juri tetap kuat menahan pengaruh peserta yang meminta nilai lebih padahal burungnya tidak layak,” ungkap pemilik perkutut berprestasi Sabdo Palon.
Menurut pengakuan Fadli, saat lagi memantsu burung miliknya, ada peserta yang kebetulan seorang tokoh masyarakat yang memiliki jabatan di sebuah desa. Saat penjurian berlangsung, tokoh yang dimaksud berusaha meminta nilai lebih, tapi karena kualitas burung miliknya kurang, maka juri tersebut tidak memenuhi keinginannya.

Juri tersebut tetap memberikan nilai sesuai kualitas yang didengarkan saat itu. Bahkan ada peserta lain yang teriak-teriak agar burungnya dikasih nilai lebih, tetapi karena memang belum mampu, maka oleh juri peserta itu tidak digubris. Masih menurut pengakuan Fadli, sebaliknya ada burung milik orang yang tidak dikenal, karena burungnya layak, maka juri memberikan nilai sesuai.
Dan ternyata burung yang dimaksud masuk juara di urutan terdepan. Juri tidak memandang siapa pemilik burung, tetapi bagaimana kualitas burung. “Saya salut dengan kinerja juri di Liga Perkutut Madura, mereka benar-benar mampu menjadi juri yang adil dan tidak memihak. Ini harus dipertahankan agar kami bisa tetap semangat turun lomba dan hobi perkutut tetap semarak,” harap pemilik JDR Bird Farm Surabaya.
Wafi, kung mania Bluto Sumenep mengatakan hal yang sama. “Kerja juri luar biasa. Ketika ada peserta yang minta naik nilainya tapi kualitas tidak mencukupi, maka langsung dikasih kode oleh juri sehingga peserta tadi tidak ngotot untuk terus minta naik. Ini bagus sebagai respon dari juri agar peserta tersebut tidak berteriak lagi,” papar joki level nasional.

Dengan cara demikian maka proses penjurian bisa lebih tertib tanpa ada teriakan yang berlebihan dari peserta. “Saat ini juri semakin disiplin dalam menjalankan tugasnya, dia tidak bisa dipengaruhi oleh siapapun, penilaian disesuaikan dengan kualitas burung, apalagi banyak peserta yang juga ikut mantau, jadi mereka juga akan berfikir kalau akan melakukan penilaian yang tidak sesuai,” urai Wafi.
Dengan cara seperti ini, dirinya yakin bahwa hobi perkutut akan lebih semarak dan ramai. “Kalau disetiap lomba, jurinya kayak gini, maka saya yakin peserta akan semangat untuk turun lomba karena mereka mengaku bahwa juri sudah adil,” lanjut Wafi. Begitu juga yang disampaikan H.Sunahwi Talango Sumenep. “Penjurian bagus dan saya senang bisa turun di Liga Perkutut Madura. Penjurian seperti ini harus dipertahankan, jangan sampai berubah lagi, biar kami puas karena hasilnya memang sudah sesuai dengan kualitas burung,” jelas H.Sunahwi.