Satu lagi lokasi nongkrong yang bisa dijadikan pilihan kung mania di Surabaya, adalah Sawunggaling. Lapangan yang berada di Perumahan Wisma Lidah Kulon, untuk saat ini masih menempati fasilitas umum milik perumahan tersebut. Profesor Suyono D.Prawiro, penggagas berdirinya lokasi mengaku bahwa ini hanya sebuah permulaan.

Artinya, masih perlu dilihat perkembangan seperti apa, perlu adanya kajian untuk memastikan bahwa lokasi tersebut benar-benar bisa dimanfaatkan atau tidak. “Kebetulan ada fasiltias umum milik perumahan yang kami pakai untuk kegiatan perkutut. Ini baru pertama kali kami gunakan, sehingga belum bisa dipastikan kelanjutannya, apakah bisa terus dan cocok atau tidak,” terang pemilik Pakard Bird Farm Surabaya.
Namun kehadiran lokasi tersebut, setidaknya bisa memberikan pilihan pada kung mania yang tinggal di sekitar wilayah Wisma Lidah Kulon untuk bisa terus menyalurkan hobi perkututnya. Seperti yang dilakukan Profesor Suyono D.Prawira pada Sabtu, 08 Februari 2025, mengundang beberapa kung mania terdekat untuk hadir membuka lapangan baru.

“Sebenarnya kami sudah lama nongkrong di Pakard. Selama ini kami hanya sekedar nongkrong tanpa ada kegiatan penilaian. Akhirnya saya punya ide untuk membuat gantangan dan kebetulan ada fasilitas perumahan yang bisa kami manfaatkan untuk tempat,” sambung Profesor Suyono. Untuk saat ini fasilitas tersebut hanya bisa dibuat untuk gantangan piyik hanging.

Akhirnya dibikinlah 2 blok gantangan untuk Piyik Haning dengan system knock dwon. Dengan tujuan agar sewaktu-waktu bisa dipindahkan atau digeser menyesuaikan dengan keadaan yang ada. “Saya inisiatif buat gantangan sendiri, agar bisa segera dipakai dan dimanfaatkan oleh teman-teman yang lain,” ungkap pengajar di UNESA Surabaya.

Untuk lebih membuat pembukaan ini terasa lebih terkesan, diundanglah salah satu juri asal Surabaya yang kini tinggal di Lamongan untuk memberikan nilai. “Saya undang juri untuk dinilai, biar teman-teman semangat dan merasa bahwa kehadirannya benar-benar sebuah gelaran yang burungnya dinilai,” kata Profesor Suyono.
Agenda perdana ini tanpa dipungut biaya, namun pihak panitia tetap memberikan suguhan berupa makan siang, minum, kue dan beberapa sajian lainnya. Rasanya tidak rugi bagi yang hadir karena menu suguhan yang diberikan tidak asal. H.Nur Cendana Bird Farm Surabaya, kung mania senior yang hadir dalam kegiatan tersebut mengaku salut.

“Luar biasa semangat rekan-rekan untuk tetap hadir dan juga apresiasi saya sampaikan kepada panitia yang menyajikan kegiatan dengan dan sangat menghormati peserta yang hadir. saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Profesor Suyono atas apa yang sudah diberikan pada rekan-rekan kung mania,” terang H.Nur Cendana.

Tarjo, yang hadir dalam acara tersebut juga mengaku bahwa dengan adanya kegiatan seperti ini, maka akan sangat memberikan dampak luar biasa pada perkembangan hobi perkutut. “Dengan banyaknya tempat dan lokasi seperti ini, maka hobi perkutut akan semakin semarak dan ini akan sangat membantu dalam perkembangan hobi perkutut itu sendiri,” urai Tarjo.
Semangat yang ditunjukkan peserta memang luar biasa. cuaca panas yang menyengat, tidak mampu menggoyahkan mereka untuk beranjak dari tempatnya. Empat babak penjurian, akhirnya diakhirnya dengan kemenangan Juara Sejati, perkutut amunisi Fadli JDR Surabaya, produk ternak JDR yang digantang pada nomor 93.

Disusul kemudian Sawunggaling, andalan Paksi Surabaya, ternakan Pakard yang menempati nomor gantangan 71 pada urutan kedua dan tempat ketiga dimenangkan oleh Star One orbitan Fadli JDR Surabaya, ring JDR yang digantang pada nomor 92.
