Konkurs Liga Perkutut Madura #2 yang dihelat pada Minggu, 27 April 2025 di lapangan sepak bola Moktaserah Kedungdung Sampang, menyisakan cerita yang tidak akan mungkin terlupakan oleh Tikno, kung mania Parsanga Sumenep. Pasalnya Profesor, sang orbitan berhasil menembus barisan peraih podium di urutan kedua.

Tak tanggung-tanggung kelas yang diikuti adalah partai para bintang yang penuh gengsi yakni Kelas Dewasa Senior. Partai ini memang menjadi blok para jawara yang bukan saja beradu kemampuan dan kualitas sang orbitan, tetapi juga menjadi adu gengsi pemilik dan sang perawat. Disitu mereka ingin membuktikan bahwa orbitan miliknya yang terbaik.
Tikno yang memutuskan untuk memilihkan Profesor sang orbitan di kelas ini, mengaku ingin mengukur sampai seberapa jauh performa yang akan ditampilkan perkutut ternakan Pakard Bird Farm Surabaya. Meski tak memiliki rekam jejak sebagai perawat handal, Tikno tidak gentar mengerek sang Profesor di partai para jawara.
Terlebih lagi sampai saat ini Tikno mengaku belum menemukan formula atau pola rawatan yang cocok dan pas bagi perkutut yang kini berada di usia sekitar 11 bulan. “Soal rawatan untuk Profesor, saya memang belum menemukan, sampai sekarang masih terus di cari,” terang pria yang juga dipanggil Sutrisno.

Keputusan Tikno menurunkan Profesor di kelas Dewasa Senior lebih disebabkan keinginan untuk menjajal kemampuannya bersama burung lain. Siapa tahu burung mau tampil dan bisa membawa pulang trophy juara. Ternyata harapan dan keinginan tersebut benar-benar dirasakan.
Menempati nomor kerekan 64, Profesor sejak babak pertama mampu memberikan perlawanan. Raihan bendera tiga warna pada babak pertama, menjadi modal untuk melangkah pada posisi yang lebih terhormat. Raihan bendera tiga warna ternyata kembali berhasil didapat pada babak berikutnya yakni babak kedua.
Bahkan di babak ketiga, Profesor meraih nilai yang sama yakni tiga warna. Sayang, diakhir babak, Profesor hanya mendapatkan bendera dua warna. Siapa sangka perolehan nilai tersebut membawa Profesor di podium kedua. “Senang bisa dapat juara 2, karena ini tidak saya sangka,” ungkap pemilik Teknos Bird Farm Parsanga Sumenep.

Keberhasilan ini adalah bukti bahwa meski tanpa sentuhan perawat handal, Profesor masih mampu melakukan aksi bagus di atas kerekan. “Saya akui soal kualitas Profesor memang luar biasa. Andai saya bisa menemukan rawatan yang pas, pasti penampilannya akan lebih baik lagi,” sambung Tikno lagi.
Pasalnya performa Profesor pernah lebih dahsyat dari hasil di Liga Perkutut Madura Sampang. Diakui oleh Tikno, Profesor pernah meraih bendera tiga warna hitam dengan mudah saat beradu kualitas di gelaran Ganding Cup Sumenep 20 Juni 2024 lalu. Saat itu Tikno menurunkan di Kelas Piyik Yunior.
Babak pertama dapat bendera 3 warna. Di babak kedua bendera tiga warna hitam tertancap persis dibawa kerekan milik Profesor. Begitu juga pada babak ketiga, kembali mendapatkan bendera tiga warna hitam, namun sayang sebelum penjurian selesai, Profesor tampil terlalu gacor dan akhirnya kena pinalti alias diskualifikasi.

Tikno menambahkan bahwa aura bagus perkutut satu ini sudah diperlihatkan sejak usia muda. Saat Piyik, Tikno sudah merasakan sensasi berlomba bersama Profesor dengan pengalaman yang berbeda-beda. Jika mau tampil, maka kemenangan akan menjadi sesuatu yang bisa dibawa pulang.
Kalau Profesor mau bunyi, Tikno yakin pasti dapat juara, apalagi jika mau tampil maksimal, juara bagus akan menjadi miliknya. “Bakat Profesor sudah terlihat sejak usia masih Piyik Hanging. Tapi kerena saya belum bisa mengungkap rahasia rawatannya, kadang mau bunyi dan tidak jarang macet,” kata Tikno lagi. Namun soal kualitas, jangan ditanya.
Ketika Profesor berada di tangan yang sang mekanik handal, maka seluruh potensi yang dimiliki, akan terkuak dan membuat banyak kung mania heboh. Yang pasti selama 6 bulan lebih Tikno bersama Profesor, banyak prestasi yang sudah berhasil di koleksi, mulai dari konkurs lokal, regional sampai dengan even nasional. Hasilnya, tentu membahagiakan.