Awalnya tidak ada yang menyangka bahwa Yoyon pada akhirnya bisa memiliki amunisi yang akan mendongkrak popularitas di dunia konkurs tanah air. Begitu pula dengan Amal Jaya yang juga tidak pernah terpikirkan bahwa pada akhirnya, salah satu produk kandang ternaknya akan menjadi sebuah kebanggaan.

Diceritakan oleh Yoyon dan juga Amal Jaya, bahwa Sinden Panggung yang lahir dari indukan jantan Jimat dan betina City dikandang Barokah Jaya Bird Farm, mampu membuat kejutan saat menyabet podium kedua Kelas Dewasa Yunior dalam gelaran Liga Perkutut Madura #3 Pamekasan yang digelar pada Minggu, 25 Mei 2025.
Sinden Panggung yang saat itu tanpa pengawalan full dari pasukan Barokah Jaya Paberasan Sumenep, tampil tanpa beban. Yoyon yang hadir untuk menyaksikan langsung performa sang orbitan, juga tidak memiliki target muluk, mengingat partai dan gelaran yang diikuti seperti partai neraka.

Namun siapa sangka, penampilan Sinden Panggung yang begitu mempesona, membuat juri tidak bisa menolak untuk memberikan nilai sesuai dengan kualitas yang diperdengarkan. Podium dua akhirnya berhak untuk disandangnya. Kondisi demikian bertolak belakang dengan apa yang terjadi saat awal Sinden Panggung ditemukan.
Menurut pengakuan Amal, saat indukan Jimat dan City, melahirkan anakan, ternyata tidak terurus karena kesibukan. Dua anakan perkutut tersebut menjadi korban. Bahkan satu diantaranya mati karena tak terurus. Tempat makan dan minum, tak terlihat ada isinya, semua kosong dan kering.
Saat itulah Yoyon yang kebetulan bersilaturahmi ke kediaman Amal Jaya melihat kondisi yang sangat miris. Anakan yang tinggal saru ekor, nasinya begitu tragis. Kondisinya mengenaskan. Sampai akhirnya Yoyon mengutarakan maksud dan tujuannya untuk membawa anakan tersebut untuk dirawat.

Amal dengan senang hati memberikan kesempatan. Sejak saat itu perkutut tadi resmi berpindah tempat tinggal dari kediaman Amal Jaya ke tempat Yoyon yang jaraknya tidak terlalu jauh. Seiring perjalanan waktu, Yoyon kini memiliki kesibukan baru. Pelan namun pasti, perkutut itu tumbuh dengan baik.
Yoyon yang begitu perhatian, sempat melihat potensi bagus pada perkutut tersebut. “Saya pernah dengar burung ini bunyi lumayan, tapi belum ada suara depan. Kalau suara tengah dan ujung, saya kira bisa dilombakan,” ungkap Yoyon. Keinginan untuk menurunkannya di arena lomba begitu tinggi, namun dirinya sadar bahwa dengan suara burung yang tidak lengkap, maka peluang meraih juara masih terlalu jauh untuk diimpikan.
Upaya agar suara depan burung ini bisa keluar, dilakukan dengan mengumpulkannya dengan empat ekor betina. Ternyata cara itu belum menjadi solusi. Sempat ada perasaan pasrah dan bahkan putus asa ketika keinginan belum bisa terwujud. “Teus terang saya sempat putus asa karena burung ini tidak tampil sesuai harapan, depan tidak buka,” sambung Yoyon lagi.

Berkat ketelatenan Yoyon, akhirnya perkutut tadi mulai menunjukkan kualitasnya. Berbagai konkurs yang diikutinya, Sinden Panggung menunjukkan kualitasnya sebagai amunisi handal. Menurut pengakuan Yoyon, prestasinya tidak hanya diraih dalam sebuah gelaran regional, namun juga nasional.
Dari catatan yang sudah dibukukan, Sinden Panggung pernah meriah juara di LPI Cakra Adiningrat Cup Bangkalan dan LPI Nala Cup Surabaya pada kelas Dewasa Yunior. “Alhamdulillah Sinden Panggung bisa meraih juara di lomba nasional Bangkalan dan Surabaya dengan hasil tidak mengecewakan,” ungkap pengusaha sukses produksi tahu.
Disampaikan juga bahwa prestasi tersebut diraih Sinden Panggung mulai dari Kelas Piyik Bebas. Meski saat ini Sinden Panggung orbit dengan prestasi apik, namun Amal Jaya tidak meneruskan produksi karena sejak Sinden Panggung masih muda, indukan betina sudah mati. “Setelah Sinden Panggung lahir, indukan betinanya mati. Saat ini saya kasih betina baru, tapi belum mau produksi,” papar Amal Jaya.