Kehadirannya seringkali menjadi sorotan tajam kung mania di arena. Diantara sekian peserta yang ikut meramaikan gelaran konkurs seni suara alam burung perkutut, sosok ini mewakili kaumnya yang jarang dan mungkin tidak pernah menjejakkan kakinya di lapangan. Dia adalah Tia yang tergabung dalam Team Chelsea & Goendul Surabaya.

Wanita muda yang selalu tampil energik, membuat perbedaan. Tia adalah satu-satunya peserta yang aktif turun lomba dimanapun dan kapanpun Team Chelsea & Goendul hadir. Bersama Cak Goendul dan Kadir suaminya, Tia berusaha membaur dengan para penggila lomba lainnya.
Seketika itu jiwa seorang wanita yang harus tampil pendiam dan penuh keibuan, seakan luntur tergerus panasnya cuaca dan suasana di tengah lapangan. Tia berusaha menjadi satu bersama team dan juga rekan sesama penghobi. Bahkan bisa dikatakan Tia memiliki jam terbang yang cukup padat.

Bagaimana tidak, hampir setiap Minggu, Tia harus menuju arena lomba, menarungkan perkutut orbitanya. Bahkan bisa saja seminggu ada beberapa kali gelaran yang harus diikuti. Pokoknya jadwal lomba dalam catatan buku miliknya, sangat padat. “Saya harus turun lomba bersama team, karena ini menjadi sebuah keharusan yang tidak bisa dihindari,” terang Tia.
Apalagi sang suami ikut serta dalam pengembaraan, jadi tidak ada masalah. Semua berjalan sesuai rencana dan harapan. Pengorbanan yang dilakukan memang tidak sia-sia. Setiap kali turun lomba, Tia bersama team selalu membawa oleh-oleh hadiah sebagai wujud bahwa amunisi yang diberangkatkan menuju arena memiliki kualitas yang patut diapresiasi dan mendapatkan nilai bagus.

“Alhamdulillah selama ini Team Chelsea & Goendul selalu membawa pulang trophy dan hadiah yang didapat saat lomba. Ini hasil yang harus kamu syukuri,” sambung Tia lagi. Disampaikan juga bahwa agenda turun lomba dimulai sejak tahun 2019, namun saat itu tidak semua konkurs diikuti.
Terhitung sejak 2023 dan 2024 Team Chelsea aktif turun lomba dan tidak pernah absen, kecuali bulan puasa dan lebaran. Tidak ada kata libur dalam kalender Team Chelsea dan Goendul. Sederet amunisi dan dana operasional selalu siap membawa mereka menuju arena konkurs.

Bahkan untuk tahun 2025, Team Chelsea dan Goendul sudah ancang-ancang mengikuti seluruh agenda LPI, baik di Pulau Jawa ataupun luar. “LPI tahun 2025 kami sudah agendakan untuk mengikuti semua, termasuk jadwal di Lombok,” ungkap Cak Goendul selaku pimpinan team.
Dengan semboyan My Trip My Adventure, mereka siap eksis meramaikan pesta milik komunitas kung mania tanah air. Tia sendiri adalah marketing Team Chelsea & Goendul. Di luar kegiatan konkurs, Tia sibuk dan fokus mengurusi penjualan produk ternak Cak Goendul Bird Farm dan Chelsea Bird Farm.

Mulai proses merekam, mengedit dan memposting perkutut, menjadi rutinitas yang dilakoni Tia di luar kegiatan konkurs. “Saya harus membagi waktu antara persiapan menuju lomba dan mengurusi marketing penjualan perkutut. Alhamdulillah saya punya team yang solid dan selalu mendukung,” ungkap Tia.
Mulai Senin sampai Jumat, Tia selalu stand by di markas Cak Goendul Tenggilis Surabaya untuk mempersiapkan segala sesuatu untuk menerima orderan. Sedangkan Sabtu dan Minggu adalah waktu untuk tarung di arena konkurs. Jika ada kegiatan di hari biasa, maka Tia akan menyesuaikan dengan sendirinya.

Dalam selama proses itu berlangsung, Tia mengaku enjoy melakukannya. “Alhamdulillah marketing yang saya lakukan berjalan lancar tanpa masalah. Konsumen tidak ada yang protes dan komplain,” kata Tia lagi. Kesan positif dari seluruh konsumen membuatnya makin nyaman melakoni pekerjaan yang telah membuatnya makin kerasan di dunia hobi perkutut.
“Selama ini saya belum merasakan hal-hal yang tidak mengenakkan. Mudah mudahan seterusnya seperti itu dan semua berjalan sesuai harapan dan keinginan serta cita-cita,” harap wanita kelahiran Nganjuk Jawa Timur.