The Last Dance 2024 yang tergelar pada Minggu, 15 Desember 2024 di lapangan Gelora Kenteng Purwodadi menjadi satu diantara sekian agenda komunitas Ayam Hutan Nusantara (Ahanusa) yang berhasil diselengarakan. Even akhir tahun ini menjadi catatan karena sukses dengan hasil menggembirakan.

Kegiatan tersebut terhelat berkat dukungan Suprapto, sosok pelestari dan pecinta ayam hutan yang tinggal di Desa Kenteng Kecamatan Toro Grobogan Purwodadi. Dukungan yang berikan adalah dengan memberikan dua unit sepeda motor listrik dan piala akrilik kepada semua peraih juara.
Malam menjelang pelaksanaan lomba, diadakan pula acara dangdutan yang juga didukung dan didupport langsung oleh Suprapto. Hal ini dilakukan untuk memberikan hiburan kepada peserta yang kebetulan sudah berada di lokasi, sehingga mereka bisa merasakan kesenangan sebelum perang dimulai.

Andre Effendi salah satu motor Ahanusa mengaku berterima kasih atas dukungan dan support yang sudah diberikan, sehingga pelaksanaan berjalan meriah. “Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Suprapto yang telah memberikan dukungan dan bersedia menjadi sponsor tunggal pada kegiatan The Last Dance 2024,” terang Andre Effendi.
Setidaknya dengan dukungan dan support ini, maka keberadaan ayam hutan akan semakin dikenal lebih luas oleh masyarakat di Purwodadi. Suprapto mengaku bahwa apa yang dilakukan adalah bentuk kepedulian untuk melestarikan ayam hutan sehingga lebih dikenal secara luas oleh masyarakat.

“Saya mendukung kegiatan itu supaya kekayaan alam Indonesia bisa dikenal oleh masyarakat luas. Dengan seringnya diadakan kegiatan seperti ini, maka masyarakat akan semakin mengenal ayam hutan,” jelas sang pengusaha sukses. Dengan adanya kegiatan seperti itu, maka ayam hutan akan dilestarikan oleh masyarakat lewat program pelestarian.
“Saya setuju dan mendukung sekali dengan adanya pelestarian alam hutan, karena kalau tidak, maka keberadaannya akan punah, lambat laun akan semakin berkuran. jika hal ini terjadi, maka amat disayangkan,” sambung Suprapto. Dengan adanya kegiatan berupa kontes dan lomba, maka masyarakat akan lebih dekat mengenal ayam hutan, sehingga mereka tidak lagi awam dengan satwa satu ini.

“Saya ingin ayam hutan nantinya sama dengan satwa lain seperti burung murai baru dan Jalak Bali yang bisa lestari. Makanya harus kita mulai sebelum ayam hutan punah,” harap Suprapto. Lebih lanjut disampaikan bahwa harus ada yang memulai untuk menjadikan ayam hutan sebagai satwa peliharaan yang menyenangkan.
“Siapa lagi yang akan peduli, kalau bukan dari kita sendiri,” lanjut pria yang pernah menekuni ternak ayam hutan dengan jumlah indukan 25 pasang. Kecintaan Suprapto pada ayam hutan memang ditunjukan dengan mendukung gelaran Ahanusa. Dukungan dalam bentuk doorprize luar biasa besarnya, sehingga pelaksanaan acara berlangsung meriah.

“Saya sengaja mendukung acara lomba yang meriah agar teman-teman disini ikut serta dan biar banyak yang tertarik untuk ikut serta, soal biaya yang saya keluarkan tidak ada masalah yang penting acara bisa berlangsung sukses dan lancar,” ungkap Suprapto. Bahkan support akan tetap diberikan untuk kegiatan selanjutnya.
“Selama ini saya melihat masih belum banyak yang mengenal ayam hutan secara dekat, nah inilah cara yang bisa kita lakukan untuk segera mensosialisasikan keberadaan ayam hutan sehingga bisa lebih populer di kalangan masyarakat,” harap Suprapto lagi. Sebab yang pasti ayam hutan memiliki peluang yang sangat menggiurkan ketika nanti sudah benar-benar bisa mendalami.

Menurut Suprapto saat ini ayam hutan sudah mengarah ke masa yang membuat banyak orang akan tersenyum. Bandrol yang sudah dipasang juga sudah mengalami peningkatan yang menggembirakan. Apalagi nanti jika konten dan lomba sering banyak digelar, maka tidak menutup kemungkinan harga yang akan dipasangkan pada ayam hutan akan semakin menjulang tinggi.