Nama The Doctor, perkutut orbitan Duwi Masteng Blitar mungkin bukan nama yang asing di telinga kung mania di seputaran daerah Tulungagung, Kediri, Trenggalek, Ponorogo, Mojokerto dan sekitarnya. Kiprahnya saat adu kualitas di atas kerekan bersama perkutut lain, sudah terbukti selalu menjadi yang terbaik.

Podium demi podium yang berhasil diraih, menjadi catatan bagus bagi perjalanan perkutut ternakan CTP Bangkalan. Ditangan Duwi Masteng, The Doctor seakan menjadi monster yang menakutkan. Setiap lawan yang harus berhadapan dengannya, jangan sekali-kali pasang target juara di barisan paling depan, karena peluang podium akan langsung menjadi milik The Doctor.
Beberapa catatan reputasi bagus The Doctor berhasil diraih dalam tarung gelaran Ngasem Kediri. Memilih Kelas Piyik Bebas dengan hasil akhir sebagai peraih podium pertama. Begitu juga saat turun dalam dua kali even di Blitar, The Doctor menambah koleksi juara pertama dalam dua even sekaligus pada kelas yang sama yakni Piyik Bebas.

Dalam even LPJT Mojokerto 2024 lalu, perkutut yang lahir dari kandang CTP B.11, naik kelas pada Dewasa Yunior, kali ini trophy urutan keenam berhak didapatkan. Agenda di Ponorogo, The Doctor kembali meramaikan bursa perebutan podium juara di Kelas Piyik Bebas. Prestasi kedua menjadi tambahan koleksinya.
Gelaran di Trenggalek, Kelas Piyik Bebas menjadi partai yang dilakoninya dengan hasil diurutan kedua. Even ini menjadi tarung perdana The Doctor setelah berhasil didapat dari H.Iwan TS Bird Farm Jombang. “Saya dapat burung ini dari H.Iwan TS Jombang dengan cara jebol kandang,” terang Duwi Masteng.

Ketika itu, ada potensi yang bisa dirasakan bahwa perkutut bergelang CTP 2935 sebenarnya masih layak untuk dilombakan. “Terus terang saat saya jebol kandang, rencana saya adalah untuk membawanya ke lomba dan bukan saya proyeksikan untuk ternak,” ungkap kung mania yang berada dalam Team GNP Tulungagung.
Sepasang indukan yang diangkut dari kandang TS Jombang dengan cara jebol kandang, ternyata tidak langsung dilanjutkan. Duwi Masteng mengutak atik burung ini untuk ditampilkan di arena konkurs. Tiga minggu memoles burung yang saat ini bernama The Doctor, akhirnya mampu menemukan potensi yang dimiliki.

Tarung perdana di gelaran Bupati Cup Trenggalek 2024, The Doctor langsung menembus barisan kedua pada daftar kejuaraan di Kelas Piyik Bebas. Sejak saat itu Duwi mengaku semangat untuk terus membawanya ke arena konkurs, karena yang pasti The Doctor mampu bersaing menjadi pemenang.
Bahkan dalam sebuah pertarungan di gelaran Tulungagung, Duwi Masteng mampu mengeluarkan potensi terbaik amunisi miliknya dengan raihan bendera empat warna. “The Doctor pernah ikut lomba dan berhasil menjadi juara pertama setelah meraih bendera empat warna,” ungkap pria berambut gondrong.

Perolehan bendera yang biasa didapat adalah tiga warna hitam. Paling minim The Doctor sanggup meraih bendera tiga warna dalam empat babak penjurian. Padahal selama di TS Bird Farm The Doctor sudah mengalami masa perkawinan dan menghasilkan anakan yang kualitasnya tidak mengecewakan.
“Saat di H.Iwan, burung ini sudah mengeluarkan anakan. Makanya saya bersyukur saat ini burung masih sanggup tampil dengan nilai empat warna, paling minim tiga warna,” sambung Duwi Mateng lagi. Dengan seabrek prestasi yang sudah dikoleksi, Duwi mengaku mengorbankan peluang bisnis yang menggiurkan.

Pasalnya sudah ada beberapa kung mania yang bersedia membooking anakan The Doctor. “Sebenarnya ada yang sudah berani booking anakan The Doctor, tapi proses produksi tidak berjalan lancar karena saya lebih prioritaskan untuk lomba,” imbuh Duwi Masteng. Bahkan prestasi itu pula yang membuat nama The Doctor makin tenar.
Efeknya ada kung mania yang berani ambil alih kepemilikan, namun belum ada rencana untuk melepasnya. “Ada yang berani ambil The Doctor dengan nilai menggemparkan, tapi saya belum berani lepas, masih ingin mengajak jalan-jalan ke lomba. Lagian kalau saya lepas, maka sulit cari burung seperti The Doctor. Kalaupun ada, pasti harganya selangit,” kata Duwi Masteng lagi.