Sosok satu ini memang dikenal kalem dan tidak banyak bicara. Tidak heran jika namanya hanya populer di kalangan orang-orang terdekat. Padahal secara prestasi dalam mengorbitkan burung andalan, patut untuk diapresiasi. Profesor, adalah nama sang orbitan yang nyaris menggapai popularitas.

Figur yang dimaksud adalah Sutrisno atau yang lebih familiar dipanggil Tikno. Tinggal di kawasan Parsanga Sumenep Madura, Tikno menjalani rutinitas di arena tanpa banyak bicara. Bahkan saat diajak ngobrol, kesan sebagai orang Madura, tidak nampak. Pembawaan kalem menjadi ciri khasnya.
Namun dalam mengorbitkan burung lomba, Tikno sudah berhasil membuktikan lewat aksi apik Profesor, perkutut ternakan Pakard Bird Farm Surabaya. Yang membuat orang bingung untuk membedakan mana orbitan lawas dan anyar adalah nama yang disematkan pada semua orbitannya yakni Profesor.

Sebanyak enam produk Pakard, kini sudah berkumpul di kediaman Tikno untuk menunggu giliran turun tarung. “Saya ada enam ekor produk Pakard, semua untuk dilombakan, sambil menunggu kesiapan dari masing-masing burung,” terang Tikno. Keputusannya untuk mengorbitkan produk milik Profesor Suyono D.Prawiro ini lebih disebabkan oleh kualitas yang dimiliki.
Salah satu produk Pakard yang pernah diorbitkan dan sempat membuat heboh hobi perkutut di Sumenep, adalah performa yang dipertontonkan. Meski tidak dalam rawatan seorang mekanik handal, Profesor ketika itu mampu mencuri perhatian beberapa kung mania. Kemampuan Tikno yang bukan seorang mekanik, namun mampu mendongkrak potensi yang dimiliki Profesor.

Beberapa tarung yang diikutinya, podium juara selalu berhasil diraih. “Saya senang ngorbitkan burung Pakard karena kualitasnya bagus, mental lapangan dan burung stabil,” ungkap pemilik Teknos Bird Farm Sumenep. Meski hanya dengan rawatan versi sendiri dan bukan formula mekanik, Profesor mampu menyentuh angka penilaian bendera 3 warna sampai 3 warna hitam.
Tikno mengaku bahwa proses menuju pada fase dimana burung mampu tampil sesuai harapan, tidak didapat dengan instan. “Saya bukan seorang perawat handal, makanya saat ada burung baru, butuh proses untuk menemukan dan mengangkat potensi yang dimiliki dari burung tersebut,” kata Tikno lagi.

Seperti orbitan yang sukses menembus urutan juara dalam gelaran Liga Perkutut Indonesia #8 Pariwisata Cup 2025 Sekar Anom Group Pamekasan, Minggu 05 Oktober 2025, Tikno berhasil mengantarkan Profesor pada urutan 7 di Kelas Dewasa Yunior. Kemenangan tersebut didapat lewat raihan bendera tiga warna pada babak pertama, kedua dan ketiga, serta bendera tanda bunyi di babak keempat.

“Andai Profesor di babak keempat mau tampil seperti babak sebelumnya, maka saya yakin juara 5 besar bisa didapat,” kata Tikno lagi. Kendala kurang rajin bunyi menjadi hal yang masih terus di upayakan agar performa Profesor makin tampil bagus. Namun yang pasti, dengan usia yang masih berada di angka 10 bulan, Profesor memiliki kans bagus untuk lebih memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Keberhasilan itu pula membuat Profesor mulai dilirik kung mania. “Ada beberapa teman yang tanya soal Profesor, tapi saya belum memutuskan untuk melepas. Mau tahu bagaimana perkembangan ke depannya,” aku Sutrisno lagi.