Semarak hobi perkutut tanah air, berkembang luar biasa. Agenda konkurs, mulai dari tingkat lokalan, regional sampai nasional, menjadi kegiatan yang rutin dilaksanakan. Terlebih untuk even berskala kecil bisa dengan mudah ditemui. Kenyataan ini memicu para kung mania untuk bisa mengorbitkan burung di level paling atas dalam daftar kejuaraan.

Langkah ini memang terbilang gampang-gampang susah. Terlebih untuk bisa meraih hasil bagus di konkurs bergengsi yakni level nasional, tidak sekedar dibutuhkan burung handal, tetapi harus diimbangi dengan rawatan yang bisa mendukung performa sang orbitan untuk mencapai titik akhir sebagai pemenang.
Dalam hal ini peran seorang perawat sangat menentukan sukses tidaknya sang rawatan menembus podium juara. Kunci sukses seorang perawat dalam memastikan podium untuk burung rawatannya, tidak sekedar ditentukan oleh seberapa hebat dia memilik jam terbang, tetapi faktor menu yang digunakan menjadi hal yang tidak bisa dikesampingkan.
Wondo, kung mania yang sudah lama vakum di dunia hobi perkutut tanah air dan kembali pada 2024 lalu untuk menyiapkan amunisi tahun 2025 di lomba regional ataupun nasional (LPI), menuturkan bahwa salah satu rahasia yang selama ini masih bisa dikatakan dan dibilang tersembunyi dari perawat dalam memastikan kesiapan sang rawatan adalah ramuan mujarab yang dipakai.

Pria yang kini tinggal di London Inggris mengatakan bahwa beberapa orang yang selama ini melakukan komunikasi sekaligus transaksi mengatakan bahwa ada satu bahan yang dijadikan andalan seorang perawat dan juga pemilik burung untuk memastikan performa sang orbitan bisa mengakhiri proses penjurian dibarisan paling depan daftar kejuaraan.
Bahan yang dimaksud adalah Caviar. “Waktu pulang ke Indonesia beberapa waktu lalu, saya pernah bawa caviar. Beberapa rekan terdekat mencobanya untuk burung lomba dan ternyata joss,” jelas Wondo. Sejak saat itu Caviar yang awalnya menjadi barang tidak popular, kini menjadi incaran dan rebutan. Keberhasilan caviar mendongkrak performa burung lomba, akhirnya menyebar.
Awalnya hanya rekan-rekan dekat Wondo saja yang mengetahui, namun lambat laun, informasi menggemparkan ini tersebar ke beberapa kung mania. Setiap kali Wondo membawa Caviar ke Indonesia, selalu direspon positif karena mampu membuat senang dan bangga mereka yang mengalaminya.

Disampaikan Wondo bahwa Caviar adalah high nutrition yang mampu mendongkrak birahi burung sehingga mampu tampil maksimal. Keberhasilan Caviar akhirnya berdampak pada kepercayaan kung mania untuk memberikannya pada burung-burung level nasional, salah satu alasannya karena barang ini terbilang langka dan mahal.
“Jangan heran kalau ada burung moncer, terutama untuk burung nasional, itu karena berkat caviar,” sambung pria yang suka travelling ke beberapa negara. Kehadiran Caviar seakan mengungkap salah satu kunci sukses perawat dalam mengantarkan perkutut polesannya menuju podium juara.
Kini, Caviar sudah menjadi bahan utama dan penting bagi perawat dan juga pemilik burung untuk membantu meraih prestasi sebagai pemenang dalam perebutan posisi kejuaraan. “Saat ini banyak orang-orang yang hubungi saya, minta Caviar buat burungnya agar bisa juara,” sambung pemilik Arosa Bird Farm Jakarta.

Diakui bahwa prestasi perkutut yang sukses menembus podium juara, ada yang disebabkan oleh Caviar. “Saya banyak dikasih tahu mereka bahwa yang pernah pakai Caviar, burungnya langsung jos dan juara, salah satunya adalah Caviar Landon yang kini jadi milik H.Tohir Gresik, pernah menggunakan Caviar dan beberapa burung lain,” urai Wondo.
Ditambahkan pula bahwa Caviar yang selama ini dibawa adalah produk dari Jerman dengan warna hitam. “Saat ini saya ada produk Caviar yang baru yakni dari Norwegia, warnanya merah dan secara kualitas lebih bagus. Ini rencana mau saya bawa ke Indonesia saat saya pulang nanti,” ungkap Wondo lagi.
Disampaikan pula bahwa Caviar cocok juga untuk breeding atau burung kandang untuk ternak karena mampu memberikan manfaat yang bagus untuk proses berkembang biak sepasang indukan agar bisa segera berproduksi dan menghasilkan anakan.