Hobi perkutut di Lombok mengalami perkembangan yang luar biasa. Selain jadwal kegiatan yang semakin padat, perburuan perkutut jawara juga terdeteksi mengalami peningkatan yang siginifikan. Liga Perkutut Lombok menjadi satu diantara sekian even yang bisa dirasakan kung mania disana.

Aril, salah satu mania yang kini mulai merasakan manfaat adanya kegiatan di Lombok sebagai wadah untuk menyalurkan hobinya. “Terus terang sejak ada Liga Perkutut Lombok, saya aktif ke lomba dan tidak pernah melewatkan sekalipun. Dari seri pertama sampai akhir, saya selalu hadir,” terang Aril.
Bahkan jika kebetulan ada acara lain yang lebih penting, Aril mengaku tetap menurunkan sang andalan dengan mewakilkan ke saudara. “Pokoknya setiap ada liga, saya selalu hadir,” sambung Aril. Selain karena hobi, Aril mengaku bangga ketika turun lomba. Pasalnya andalan yang diusung ke arena, selalu berhasil meraih juara.

Kudeta, menjadi satu diantara produk unggulan yang berhasil diorbitkan pada posisi membanggakan. Kudeta merupakan produk ternak SNT Pondok Candra Sidoarjo yang lahir dari kandang SNT S.2 dengan nomor ring 481. Selama berkiprah di arena, Kudeta tidak pernah lepas dari podium.
Padahal menurut Aril, Kudeta dikondisikan menjadi petarung dan juga indukan di kandang. “Saya melihat bahwa produk SNT punya kualitas bagus dan mental lapangan yang luar biasa, meski masuk kandang, tetapi masih tetap bisa tampil oke,” ungkap pemilik Glory Bird Farm Lombok Nusa Tenggara Barat.
Kenyataan inilah yang membuat Aril merasa bahwa Kudeta akan tetap tampil on fire meski menjalani dua profesi, sebagai petarung di arena dsn juga di kandang ternak. Ditambahkan juga bahwa sebenarnya Aril juga pernah memiliki jawara yang tidak kalah bagusnya, yakni Hantu Laut.

Produk SNT Bird Farm Sidoarjo ini pernah bergabung dalam barisan amunisi Aril. Namun sayang, perkutut yang lahir dari kandang SNT N.9 dengan nomor ring 361 harus pindah kepemilikan. “Saya dulu pernah punya burung bagus, produk SNT, namanya Hantu Laut, tapi dibeli Abah Cholil Menganti Gresik Jawa Timur,” ungkap pemilik Glory Bird Farm Lombok.
Awalnya tidak percaya, burung miliknya yang merupakan pemain biasa, namun ternyata diminati tokoh sekelas H.Cholil. Tidak disebutkan berapa jumlah rupiah yang diterima, namun yang pasti ada kebanggaan karena burung miliknya menjadi incaran perawat nasional sekaliber H.Cholil.
Menurut Aril, sama seperti Kudeta, Hantu Laut juga sempat merasakan proses AC/DC. Setelah setelah Hantu Laut pergi, kini tinggal belahan betinanya yang bertahan. Saat ini betina tersebut juga diproyeksikan untuk indukan kandang. “Belahan betina Hantu Laut sudah dijodohkan dan sebentar lagi akan menghasilkan anakan, semoga bisa mengeluarkan anakan yang bagus,” harap pria yang sering dipanggil dengan nama Fajar.

Kudeta ataupun Hantu Laut, saat masih bersamanya selalu memilih kelas Dewasa Senior. “Saya tidak pernah main di kelas lain, karena bagi saya kelas Dewasa Senior persaingannya lebih ketat. Jika bisa berhasil juara, maka itu artinya burung kita memiliki kualitas bagus,” ungkap Aril lagi.
Setidaknya turun di kelas para jawara, gengsinya lebih tinggi dan bisa mengukur kemampuan burung yang sebenarnya. Kini, dengan sisa amunisi yang semakin menipis, Aril berharap bisa mendapatkan tambahan untuk lebih mengekesiskan lagi di dunia hobi perkutut tanah air.