Tiga tahun sudah Roy Okta Pratama menekuni hobi ayam hutan. Awal menekuni ayam hutan mengaku karena iseng ingin pelihara dan mencoba susahnya merawat. Ternyata, Roy mengaku benar-benar dibuat susah ketika itu. “Saya pelihara ayam hutan karena iseng dan ingin tahu susahnya merawat, setelah saya masuk ternyata benar-benar sudah merawat ayam hutan,” terang Roy Okta.

Banyak rasa duka yang dialaminya, mulai ayam lepas sampai ada yang mati. “Awal saya pelihara ayam hutan, saya merasa gagal karena banyak ayam mati dan yang lepas,” ungkap Roy Okta. Kegagalan tersebut tidak membuat patah semangat dan menyudahi apa yang dilakukan. Justru kondisi tersebut menjadikan rada penasaran untuk menaklukkan tantangan.
Belajar dari kegagalan, Roy Okta berusaha terus mencari cara dan solusi agar kegagalan itu segera berlalu. Diakui bahwa ayam hutan adalah salah satu satwa yang memiliki karakter liar dan susah untuk dijinakkan. Namun lewat upaya yang terus dilakukan, pasti akan menemukan cara. Roy berusaha membeli anakan ayam hutan untuk dijadikan bahan training untuk mendapatkan jawaban bahwa ayam hutan sebenarnya bisa ditaklukkan.
Pelan namun pasti, Roy mulai menemukan cara mengatasi ayam hutan agar bisa lebih jinak. Sejak saat itulah, Roy mengaku senang, karena bisa memperoleh pengalaman dan ilmu dalam menjinakkan ayam hutan. Keberhasilan itulah yang menuntunnya menjadi seorang bisnisman. Roy mengaku membeli ayam hutan usia muda dan bahan, selanjutnya dipoles dan jika sudah berhasil, maka akan dilepas kepada para pemburu.
Seiring perjalanan waktu ketika itu pula, Roy mengaku semakin mantap berada di jalur penghobi ayam hutan saat bertemu dengan sosok bernama Andre Effendi Surabaya. Pria yang kini dikenalnya sebagai motor populernya ayam hutan berkat komunitas Ahanusa (Ayam Hutan Nusantara). Sejak saat itu Roy mengaku semakin intens berada di jalur hobinya.

Terlebih dengan adanya kegiatan bernama Kopdarnas, eksistensinya di dunia hobi semakin menggembirakan. “Saya berterima kasih karena bisa ketemu Mas Andre Effendi karena ayam hutan semakin berkembang dan saya mendapatkan dampaknya,” ungkap Roy Okta lagi. Keberhasilan Roy Okta membuat ayam hutan bertekuk lutut dibuktikan dengan beberapa polesannya yang berhasil meraih juara.
Sapar, salah satu andalannya bertengger di podium pertama dalam gelaran ayam hutan di Sleman Yogyakarta pada Kelas Luar Jawa Bebas. Roy mengaku bahwa kemenangan tersebut diraih dengan perjuangan yang paling dramatis. Betapa tidak 30 menit sebelum acara dimulai, Roy bersama Sapar baru sampai lokasi dan langsung mengerek ayamnya tanpa adaptasi terlebih dahulu.
“Perjuangan yangbtidsk sia-sia, antara waktu lomba akan dimulai dengan saya sampai di lokasi begitu mepet, tapi alhamdulilah ayam mau tampil dan bisa juara 1,” bangga Roy Okta. Dalam lomba berikutnya di Banyuwangi, Sapar meraih prestasi diurutan kedua. Sampai akhirnya ayam hutan tersebut berpindah tangan ke Agus Suwandi mania asal Banyumas. Kini, Roy mengaku bisa menikmati hobi ayam hutan lewat proses yang dilaluinya. Apalagi saat ini bandrol untuk ayam hutan mengalami kenaikan yang cukup menggembirakan.