Bagi Hadi Dhalbow Magetan, ayam hutan sebenarnya bukan menjadi sebuah pilihan utama dalam menjalani aktifitas sehari-hari. Sebagai seorang yang menekuni usaha kecil-kecilan di bidang jual beli barang bekas, Hadi mengaku menjadikan ayam hutan sebagai kegiatan sampingan untuk menambah kesibukan sehari-hari.

“Usaha utama saya adalah jual beli barang bekas. Selama ini saya banyak berada di atas mobil pick up untuk mengambil dan mengantarkan barang usaha saya. Ayam hutan hanya sebagai kesibukan tambahan,” terang Hadi Dhalbow mengawali obrolan. Namun ternyata usaha sampingan itulah yang kini dirasakan bisa memberikan rasa senang.
Betapa tidak, ayam hutan yang awalnya hanya sebatas hobi, kini menjadi ladang penghasilan yang tidak bisa dianggap enteng. Beberapa ayam hutan miliknya laris tanpa pernah bisa dihentikan. Padahal Hadi mengaku bahwa untuk urusan jual ayam hutan, ia lakukan ketika dalam kondisi mood.

“Kalau saya lagi mood, maka saya akan jual ayam hutan, tapi kalau lagi tidak mood, maka saya tidak akan jual meskipun ada pembeli yang maksa untuk menjualnya,” ungkap Hadi Dhalbow. Meski demikian, sampai saat ini Hadi berhasil melepas sebanyak 13 ekor ayam hutan pada pembeli.
Kondisi inilah yang membuat stok ayam hutan miliknya hanya tinggal 3 ekor saja. Yang tersisa itu adalah Jarot, ayam hutan yang selama ini sudah mempopulerkan namanya di dunia hobi ayam tanah air. Prestasi demi prestasi yang berhadil dibukukan, membaut nama Hadi Dhalbo berada di urutan paling depan daftar kejuaran pada kelas yang diikuti.

“Alhamdulillah Jarot, nama ayam hutan saya, selalu dapat juara disetiap lomba yang saya ikuti pada Kelas Kokok dan Kelas Kejinakan Ayam Hutan Jawa,” sambung Hadi. Prestai tersebut diraih dalam gelaran di Banyuwangi. Berhasil membawa pulang trophy juara pertama di dua kelas tersebut.
Kontes di Purwodadi, meraih podium ketiga pada Kelas Kokok dan juara kedua di Kelas Kejinakan. Even di kediaman H.Samsul Jogjakarta, Jarot berhasil meraih juara kedua kelas Kejinakan. Bahkan pada kontes di Trenggalek pada tahun 2001, Jarot pernah mempersebahkan podium pertama di Kelas Eksotik.

Keberhasilan Hadi mengkoleksi juara diakui karena karakter Jarot yang tidak menyulitkan dan menyusahkan dalam hal rawatan. “Ayam hutan adalah dunia yang penuh misteri. Kadang ayam di rumah mau gacor, tetapi ketika di bawa ke lomba dan main, malah sama sekali tidak mau tampil dan bunyi,” ungkap Hadi lagi.
Namun untuk Jarot sendiri, Hadi mengaku tidak mengalami hal demikian. Setiap kali dilombakan, selalu membuat dirinya bangga dan senang. “Jarot adalah ayam hutan asli lokal Magetan, saya mendapatkan saat usia sekitar 3 – 4 bulan. Saat ini usianya sudah mencapai sekitar 4 – 5 tahun,” kata Hadi lagi.

Tidak butuh waktu lama untuk menjinakkan Jarot. Hadi mengaku hanya butuh waktu 4 bulan agar Jarot bisa dikondisikan sesuai keinginan. “Saya bersyukur dapat Jarot karena hanya butuh waktu 3 bulan untuk menjinakkan. Padahal saya pernah punya ayam, butuh waktu lama sekitar 1 tahun agar bisa jinak,” jelas Hadi lagi.
Disampaikan juga bahwa ketika menekuni ayam hutan, butuh perhatian agar ada rasa yang menyatu antara pemilik dengan ayam hutan itu sendiri. Meski disibukkan dengan rutinitas, Hadi mengaku bisa mengatur waktu. “Pekerjaan saya memang butuh waktu, namun saya bisa mengatur kapan saya harus kerja dan kapan saya harus memperhatikan ayam,” tambah Hadi lagi.

Apalagi keluarga mendukung penuh hobi tersebut lewat dukungan dalam membantu memberikan perhatian saat dirinya tidak berada di rumah. “Jika pas musin hujan, kebetulan saya ada di luar, maka keluarga yang memasukkan. Begitu juga saat merawat ayam saya bisa melakukan usai datang dari kerjaan. Jadi waktu bisa di atur,” urai Hadi mengakhiri obrolan.